Pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2024 telah usai. Sejumlah kejadian, pelanggaran, hingga penindakan dilakukan polisi pada para pelanggar lalu lintas.
Berdasarkan data dari Ditlantas Polda Jatim menyebutkan selama pelaksanaan operasi, ada 662 kecelakaan terjadi. Dari jumlah laka lantas itu, menyebabkan 18 meninggal dunia, 61 luka berat, dan 1.012 luka ringan.
Dalam operasi yang dihelat selama 14 hari itu, angka laka lantas di tahun ini diklaim menurun. Bahkan, hingga 67 persen bila dibanding tahun 2023 silam dengan durasi yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin mengatakan selama 2 pekan pelaksanaan operasi, terjadi 662 kasus laka lantas. Menurutnya, turun 27 persen dari pelaksanaan operasi tahun 2023.
"Luka berat masih sama, korban luka ringan turun sebanyak 21 persen. Sedangkan korban meninggal dunia tercatat 18 orang, turun 67 persen dibandingkan tahun 2023," kata Komarudin, Rabu (31/7/2024).
Untuk wilayah dengan tingkat kecelakaan tertinggi, Komarudin menyebutkan berada di wilayah Polresta Sidoarjo. Lalu, disusul Polres Jombang, Polrestabes Surabaya, Polres Tuban, dan Polres Malang.
Sementara, untuk lima Polres tingkat kecelakaan terendah dalam kecelakaan adalah Polres Sampang, Polres Pasuruan Kota, Polres Tanjung Perak, Polres Probolinggo Kota, dan Polres Batu.
Sementara, untuk Polres Pelabuhan Tanjung Perak menduduki rangking satu tingkat fatalitas tinggi. Menurut Komarudin, jumlah kejadian sedikit. Tapi, yang meninggal dunia 2 orang dari 4 kasus kecelakaan selama operasi berlangsung.
"Dari faktor laka 99 persen, penyebab utama adalah human error, karena faktor kendaraan 3 kasus dan pra sarana jalan 1 kasus," ujar polisi dengan 3 melati di pundaknya itu.
Pada kendaraan yang terlibat laka lantas, lanjut dia, masih didominasi oleh roda dua atau motor. Tercatat, ada 927 kendaraan terlibat laka lantas.
Kemudian disusul mobil barang sebanyak 146 kendaraan. Kemudian mobil penumpang 108 kendaraan dan bis 15 kendaraan.
(abq/iwd)