Cara Suami Bu Nunuk Hindari Polisi Saat di Arab Saudi

Cara Suami Bu Nunuk Hindari Polisi Saat di Arab Saudi

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 27 Jul 2024 12:00 WIB
bu nunuk pemilik stmj surabaya
Bu Nunuk dan suaminya saat di Arab Saudi (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Keinginan untuk menunaikan ibadah haji membuat pasangan suami istri (Pasutri) Nunuk Widayanti (53) dan Budi Santoro (55) ikut haji furoda. Namun siapa sangka, keikutsertaannya justru membuat petaka.

Haji furoda yang diikuti membayar Rp 200 juta lebih per orang. Namun selama berada di Arab Saudi tidak menemukan kenyamanan selama beribadah. Justru, keduanya dikejar-kejar polisi dan diancam dideportasi.

Tak hanya dua orang tersebut yang mengalami nasib sama. Ada 10 orang mengalami hal sama. Mereka sama-sama berangkat, Sabtu 17 Mei 2024 tanpa memakai seragam layaknya jemaah haji pada umumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiba di Jeddah mereka menggunakan transportasi umum untuk ke apartemen. Namun saat di Arab Saudi drama dikejar-kejar polisi kerap terjadi. Kondisi ini membuat keduanya ketakutan.

"Apartemen tempat persembunyian mama dan papa. Sempat didobrak polisi, lari ke sana-ke sini sampai mama saya kepegang polisi. Saya tahu dari salah satu video di medsos sama kayak ceritanya mama. Saya nggak tahu termasuk (Bu Nunuk) atau tidak, tapi ceritanya persis seperti kejadian mama," cerita anak Bu Nunun, Rizaldi Santoso (29) saat ditemui detikJatim di Kedai STMJ Bu Nunuk Jalan Ngagel Jaya Selatan, Rabu (24/7/2024).

ADVERTISEMENT

Rizaldi mengaku orang tuanya tidak terbuka dengan keberangkatan haji dengan nama travel apa. Dia dan keluarga lainnya baru mengetahui saat sudah muncul kejadian-kejadian di Arab Saudi.

"Kami tahu mama dikejar-kejar polisi, didobrak polisi sampai ketangkap polisi. Nangis-nangis, ayah pakai baju cewek, pakai cadar untuk mengelabui petugas. Ya baru tahu ceritanya itu. Waktu telepon itu kami juga mencari tahu kenapa kok sampai seperti ini?" tambahnya.

Dia mengaku ibunya sempat curhat ke kakaknya yang juga sedang haji reguler berangkat melalui kemenag. Saat itu ibunya meminta bantuan pulang ke Tanah Air.

"Mama saya waktu itu ngabari bude saya yang di sana (Arab Saudi), bude cerita semua ke saya kalau mama takut, minta dijemput," ujarnya.

Menurut Rizaldi diketahui bahwa ibunya bukan hari furoda, namun backpacker.

"Terakhir-terakhir pihak travel bilang ke ayah saya. Katanya ini bukan travel, tapi backpacker, haji backpacker. Dari situ ayah saya bilang kalau ayah saya backpacker dan kesannya nggak ada travel di sini," kata Rizaldi.

Menurut Rizaldi, pada saat mencari travel untuk haji, Bu Nunuk dan suaminya mencari dan mengurus sendiri. Padahal, biaya haji furoda yang dibayarkan mencapai ratusan juga per orang.

"Mama saya bilang seperti itu (furoda). Nggak ada kepikiran apa-apa, mikir pasti balik. Kita nggak tahu kalau mama seperti itu. Padahal harganya sama kayak furoda, ratusan juta. Di atas Rp 200 juta untuk satu orang," ujar Rizaldi.

Sementara istri Rizaldi, yakni Siska Ayu (29) mengatakan, bila travel yang digunakan haji ini berbeda dengan travel umrah yang biasanya dipakai Bu Nunuk pergi umrah.

"Mama 3 kali travel terpercaya, kok pakai travel asing, ternyata pakai rekom teman," kata Siska.

Sebelumnya, pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya, Bu Nunuk atau nama asli Nunuk Widayanti (53) wafat saat melakukan ibadah haji furoda pada 16 Juni 2024. Almarhumah Nunuk sempat menghilang selama 5 hari sebelum akhirnya diketahui sudah meninggal dunia.




(esw/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads