Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban bersama warga Desa Remen, Kecamatan Jenu, Tuban melakukan latihan tanggap bencana. Latihan dilakukan di sekitar lokasi Fuel Terminal milik PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus.
Pelatihan Forum Pengurangan Risiko Bencana di Desa Remen ini digelar beberapa hari ini untuk menjadikan Desa tanggap Bencana (Destana).
Program Destana ini telah dicanangkan pemerintah dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelatihan tak hanya melibatkan masyarakat namun juga sejumlah unsur seperti pemerintah desa, LPMD, BPD, Linmas, PKK, karang taruna, kader posyandu, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Fuel Terminal Manager Tuban, Adriansyah mengatakan pelatihan yang digelar bertujuan untuk memberikan kesiapsiagaan kepada masyarakat dengan kerentanan bencana yang ada.
"Pertamina FT Tuban telah merencanakan Destana yang saling berkoordinasi antar wilayah yang berdekatan dan memiliki potensi risiko bencana yang sama," kata Adriansyah, Rabu (24/7/2024).
Pembentukan Destana diawali di Desa Remen, Tasikharjo dan desa lain yang saling berdekatan. Beberapa desa ini merupakan wilayah pesisir laut utara yang dikelilingi kegiatan operasional perusahaan minyak dan gas.
Wilayah operasional ini diketahui memiliki kerentanan cukup tinggi terhadap bencana alam yang disebabkan oleh faktor iklim diantaranya kekeringan, kebakaran lahan, angin puting beliung.
Adriansyah juga menambahkan, program Forum Pengurangan Resiko Bencana ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam meningkatkan kewaspadaan dan kesigapan masyarakat di radius terdekat operasional milik Pertamina.
Pelatihan oleh BPBD Tuban kepada warga Remen ini meliputi pengorganisasian Destana, asesmen risiko bencana, pembuatan peta dan jalur evakuasi, komunikasi bencana, serta simulasi bencana.
Masyarakat juga akan dibekali dan dibuatkan dokumen rencana kontijensi agar dapat memperkirakan kejadian bencana, sehingga dapat mencegah bencana, mengurangi dampak, menanggapi secara efektif dan memulihkan diri dari dampak bencana.
Pertamina juga memberikan bantuan alat kebencanaan untuk desa Remen berupa APAR, tandu darurat, tas siaga bencana yang berisi peralatan kebencanaan, dan kotak P3K.
Pembentukan Destana ini sudah menjadi stimulus bagi warga untuk lebih sadar terhadap potensi bencana yang ada untuk lebih tangguh dalam mitigasi maupun kesiapsiagaan.
Sementara itu, Kades Remen, Rusdino, sangat mengapresiasi kepada Pertamina dengan dibentuknya Destana Desa Remen. Ia berharap dengan pelatihan ini masyarakat lebih tanggap dengan adanya bencana.
"Adanya destana tidak hanya sampai disini, namun dengan terbentuknya FPRB menjadi langkah awal untuk menjadikan masyarakat lebih tanggap dalam menghadapi berbagai keadaan bencana. Kedepan kita berharap adanya keberlanjutan untuk pelatihan dan penguatan para anggota," jelas Rusdino.
Terpisah, Area Manager Communication, Relation & CSR Jatimbalinus, Ahad Rahedi menegaskan selain berkomitmen pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, Pertamina juga berusaha menerapkan prinsip Environmental, Social dan Governance (ESG) yang termasuk dalam aspek lingkungan dan pemerintahan.
"Dengan pelaksanaan program di Kabupaten Tuban, khususnya di area ring 1 FT Tuban, diharapkan dapat membantu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas guna mengurangi resiko bencana," tandas Ahad.
(abq/iwd)