Lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) bertemu Presiden Israel Isaac Herzog belum lama ini. Kelima nahdliyin itu adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Sukron Makmun, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. Pertemuan ini dihujat warganet.
Tak lama kemudian muncul foto Gus Yahya ketika 2018 lalu bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto itu kembali viral di media sosial bersama dengan lawatan mendiang Gus Dur ke Israel di masa kepemimpinannya dulu.
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menegaskan konteks pertemuan Gus Yahya kala itu, juga Gus Dur, berbeda dengan apa yang dilakukan oleh 5 tokoh muda Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu dalam konteks yang berbeda (pertemuan Gus Yahya dengan Netanyahu) dan situasi yang berbeda ya. Gus Dur juga. Jadi ada hal yang tidak bisa disamakan," kata Gus Fahrur di Masjid Al Akbar Surabaya usai menghadiri Kajian Tafsir Al-Jailani Bersama Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani, Jumat (19/7/2024).
Gus Fahrur menyatakan banyak orang yang hanya melihat dari satu sisi pertemuan Gus Yahya dengan PM Israel kala itu. Demikian halnya yang terjadi saat Gus Dur berkunjung ke Israel.
"Semisalnya Gus Dur. Gus Dur dulu ketemu mereka dan ketemu Yasser Arafat, tapi orang melihatnya kan sepihak. Situasinya saat itu berbeda, dan betul-betul yang ditemui Gus Dur adalah orang Israel yang ingin perdamaian, yang ingin kemerdekaan untuk Palestina," jelasnya.
"Kan ada orang Israel yang ingin mengakui dan tidak mengakui Palestina. Yang ditemui Gus Dur itu yang moderat dan Yasser Arafat dan Gus Yahya juga begitu," tambahnya.
Menurut Gus Fahrur pertemuan yang dilakukan Gus Yahya pada 2018 silam sudah terukur dan membawa misi kemanusiaan.
"Jadi ada target-target yang sudah terukur dan dikoordinasikan sebelumya. Dan situasinya berbeda saat ini. Kalau sekarang ini genosida dan dunia sudah marah betul ini. Dan ada ketidakpekaan (yang dilakukan 5 tokoh Nahdliyin) atas situasi yang ada," jelasnya.
"Beda konteks dan beda kondisi yang melakukan pelanggaran ini," kata Pengasuh Ponpes An-Nur 1 Bululawang, Malang ini.
Atas ketidakpekaan 5 pengurus badan otonom NU itu, PBNU mengambil sikap tegas memberhentikan kelimanya usai mereka menemui Presiden Israel. Gus Fahrur yang menegaskan bahwa kelimanya sudah diberhentikan.
"Oh sudah diberhentikan, kan sudah dinyatakan diberhentikan. Mereka itu pengurus banom-banom. Dan banom-banom sudah disuruh mengeluarkan instruksi berhenti atau diberhentikan," kata Gus Fahrur.
"Baru saja kan PWNU DKI Jakarta kan sudah menyatakan pemberhentian ke tokoh itu. Jadi pemberhentian ini berlaku untuk kelima orang itu, dan sudah diberhentikan," tambahnya.
Gus Fahrur menyatakan kelima tokoh Nahdliyin itu pasti akan diberhentikan baik suka atau tidak suka. Sebab, kelimanya sudah tidak memiliki empati atas apa yang terjadi di Palestina saat ini.
(dpe/iwd)