Petani Lamongan Demo Protes Irigasi Kurang gegara Proyek Jalan Lingkar Utara

Petani Lamongan Demo Protes Irigasi Kurang gegara Proyek Jalan Lingkar Utara

Eko Sudjarwo - detikJatim
Jumat, 19 Jul 2024 17:45 WIB
Petani Lamongan demo
Petani Lamongan demo proyek JLU berdampak pada pengairan (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan -

Puluhan petani di Lamongan menggelar aksi demo di lokasi pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU) Lamongan. Mereka protes suplai air untuk pertanian berkurang terdampak pembangunan proyek JLU.

Puluhan petani yang terdiri dari kepala desa hingga Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa) itu adalah para petani yang ada di Kecamatan Deket. Mereka mendatangi lokasi proyek pembangunan JLU yang tengah berlangsung.

"Para petani khawatir bila kondisi kekurangan air ini terus berlanjut akan menyebabkan tanaman padi mereka yang sudah berusia 65 sampai 70 hari mengalami gagal panen," kata Kusbianto, Kepala Desa Deket Wetan, Kecamatan Deket kepada wartawan, Jumat (19/7/2024).

Kemarahan petani ini dipicu karena aliran air untuk kebutuhan pertanian terhambat adanya jembatan sementara yang dibangun di atas Kali Deket. Petani merasa jembatan sementara yang dibangun dari kontainer baja itu menghambat aliran air sehingga suplai berkurang. Apalagi petani saat ini tengah dihadapkan dengan musim kemarau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suplai air pertanian berkurang karena terhambat jembatan sementara itu. Ada ratusan hektar lahan di beberapa desa yang terdampak masalah air ini," ujarnya.

Beberapa wilayah yang terdampak itu, sebut Kusbianto, di antaranya adalah Desa Rejosari, Deket Wetan, Deket Kulon, Pandanpancur, Sidorejo, Tambakrigadung, kemudian Jetis, Sidokumpul. Kusdianto juga menyebut, sudah ada 30 hektare lahan yang sudah mengalami gagal panen.

ADVERTISEMENT

"Sudah ada yang gagal panen sekitar 30 hektare," ungkapnya.

Sebenarnya, persoalan ini sudah teratasi dengan pemasangan pompa air di jembatan sementara dan pemberian BBM solar ke para petani. Namun hal itu tidak berjalan berkelanjutan karena kurang komunikasi. Pihak penyedia jasa proyek menyebut, pihaknya terus berupaya mencari solusi agar persoalan ini bisa teratasi.

"Pompa yang dipasang itu untuk mengalirkan, bukan untuk memperbesar debit air. Harus kita pahami percuma kalau jumlah pompanya banyak tapi debit airnya kecil," ungkap penyelenggara pembangunan JLU dari PT Jaya Kontruksi, Roy Herman.

Roy menjamin, jalannya pembangunan proyek JLU tidak berdampak pada keberlangsungan pertanian wilayah sekitar. Pihaknya, lanjut Roy, akan menyelaraskan dengan Dinas Sumber Daya Air untuk mencari solusi agar bisa memenuhi permintaan petani.

"Tetap kami harus koordinasi dengan PU SDA. Tentu nanti disesuaikan, untuk hari ini sampai waktu panen 20 sampai 25 hari ke depan bisa lancar dan tidak ada gangguan saat panen nanti," terangnya.

Usai mendapat kepastian dan jaminan jika pasokan air akan dilancarkan, para petani ini kemudian membubarkan diri. "Kami berharap pihak JLU bersedia membantu sehingga bulan depan saya optimis hasil penan di wilayah Deket bisa melimpah," pungkas Kusbianto.




(abq/iwd)


Hide Ads