Pengamat Sebut Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus Jadi PR Sekolah

Pengamat Sebut Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus Jadi PR Sekolah

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 19 Jul 2024 00:01 WIB
ilustrasi Anak SMA
Ilustrasi siswa SMA saat jurusan IPA, IPS, dan Bahasa dihapus. (Foto: Shutterstock)
Surabaya -

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meniadakan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA. Peniadaan ini merupakan bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka.

Pakar Pendidikan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Holy Ichda Wahyuni mengatakan penghapusan itu akan menjadi PR bagi sekolah. Sebab, tujuan penghapusan jurusan itu agar siswa lebih leluasa mengeksplorasi lebih banyak mata pelajaran sesuai kebutuhan, minat, bakat, dan aspirasi studi.

"Sekolah tetap punya PR untuk mengawal dan mengarahkan perancangan studi itu agar kebijakan ini bisa menjadi peluang bagi terwujudnya pendidikan yang holistik dan pengintegrasian yang harmonis antardisiplin ilmu sehingga siswa bisa menyerap dengan optimal," ujar Holy dihubungi detikJatim, Kamis (18/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan selama ini masih ada stereotip yang berkembang di masyarakat tentang jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Ada sebagian orang tua yang menganggap jurusan paling baik bagi anak-anak adalah jurusan IPA, tanpa melihat minat dan bakat anak-anak mereka.

"Asumsinya agar nanti bisa leluasa memilih jurusan saat di jenjang pendidikan tinggi. Meskipun, seiring berjalannya waktu, kesadaran orang tua soal pentingnya melihat minat bakat anak juga sudah mulai meningkat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ia menilai penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa ini memiliki sejumlah kelebihan dan dampak positif. Di antaranya memberi kesempatan lebih luas bagi peserta didik dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang penting dalam pendidikan tanpa adanya pengotak-ngotakan jurusan.

Holy mengatakan saat ini integrasi antardisiplin ilmu menjadi strategi terwujudnya pembelajaran holistik. Dia contohkan pembelajaran soal edukasi seksual pada remaja atau kesadaran ekologis bukan cuma tugas siswa di jurusan IPA, tetapi seluruh siswa butuh konten pembelajaran seperti itu.

"Justru siswa bisa lebih fokus untuk membangun basis pengetahuan yang relevan untuk minat dan rencana studi lanjutnya. Sebab, selama ini, siswa memilih jurusan terkadang karena dorongan banyak faktor seperti ikut teman, gengsi, dan permintaan orang tua. Akhirnya pilih IPA. Jadi bukan karena berbasis kebutuhan, minat, dan bakatnya," katanya.




(dpe/iwd)


Hide Ads