Cerita Ibu di Banyuwangi Melahirkan Darurat dalam Mobil

Cerita Ibu di Banyuwangi Melahirkan Darurat dalam Mobil

Eka Rimawati - detikJatim
Selasa, 16 Jul 2024 21:16 WIB
Rumah bersalin yang kosong di Banyuwangi
Rumah bersalin yang kosong di Banyuwangi (Foto: Tangkapan layar)
Banyuwangi -

Sebuah video yang memperlihatkan ibu hamil di Banyuwangi melahirkan darurat viral di media sosial. Ibu tersebut diketahui melahirkan di dalam mobil pribadinya.

Dalam video berdurasi 1 menit tersebut, tampak sang ibu tiba di rumah bersalin ditemani suaminya. Lokasi rumah bersalin disebut berada di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.

Budi Santoso, warga setempat membenarkan ibu melahirkan tersebut. Ia menyebut ibu tersebut bernama Sudanisah. Awalnya, ibu tersebut hendak check up ke rumah bersalin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun saat di rumah bersalin tersebut ternyata tak ada satu pun petugas kesehatan ataupun bidan yang jumpai. Tak ayal, Sudanisah melahirkan darurat di dalam mobil pribadinya.

"Tidak ada orang sama sekali di rumah sakit bersalin," ujar Budi yang menemani pasutri tersebut dalam sebuah video viral yang diunggah pada Kamis (11/7/2024).

ADVERTISEMENT

Dalam video tersebut, Budi lalu merekam kondisi rumah bersalin yang kosong dan melaporkan hal tersebut melalui video kepada petugas desa. Ia pun tampak menyesalkan kondisi tersebut.

Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat membantah narasi bahwa tidak ada satu orang pun tenaga medis saat peristiwa terjadi.

"Ada 1 perawat dan itu bisa kami konfirmasi ke lapangan terkait siapa petugas yang berjaga saat itu," kata Amir Selasa (16/7).

Menurut Amir, saat itu yang tidak berada di tempat adalah bidan sehingga Ibu melahirkan tak bisa langsung ditangani.

"Bidan yang berjaga sedang memberikan tindakan promotif preventif kepada ibu hamil yang lokasinya masih berada di wilayah yang sama," terang Amir.

Amir mengurai bahwa bidan di wilayah memiliki dua tugas yaitu pelayanan dan tugas kewilayahan, seperti yang dilakukan bidan jaga ketika peristiwa tersebut terjadi.

Bidan disebutnya berangkat melakukan tugas kewilayahan setelah memastikan tak ada potensi melahirkan yang terjadi, termasuk Sudanisih yang Hari Perkiraan Lahir (HPL) pada 5 Agustus.

Meski begitu, Amir memastikan prosedur tetap (protap) penanganan ibu melahirkan di rumah bersalin tersebut telah berjalan, yaitu saat peristiwa darurat terjadi, perawat langsung menghubungi semua bidan yang ada, dan bidan yang tengah melaksanakan tugas kewilayahan langsung menghentikan aktivitasnya seketika untuk memberikan penanganan.

"Ini menjadi evaluasi kami dan ke depan akan kami terapkan bahwa tugas kewilayahan tak lagi dibebankan kepada bidan jaga serta dalam 24 jam di setiap shift harus selalu bersiaga minimal 1 bidan dan 1 perawat," tambahnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads