Rombongan SD Darul Falah, Kenjeran Surabaya hendak berwisata ke Jogja mengalami kecelakaan di Tol Solo-Ngawi, Km 497+800, wilayah Desa Sindon, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Enam orang meninggal dunia dalam kecelakaan itu.
Salah satu anggota keluarga korban, Firdaussatun Ni'mah (31) menceritakan, dia dan ibunya Luluk Maslicha (66) justru mengetahui kabar kecelakaan dari orang lain. Pada sekitar pukul 03.00 WIB ia mengaku dapat telepon dari salah satu guru yang tidak ikut rombongan, namun tak terjawab dan tak berpikir sampai ke arah kecelakaan.
Lalu, sekitar pukul 08.00 WIB tetangga dan pengurus NU wilayahnya menanyakan kebenaran adanya kecelakaan rombongan SD Darul Falah di Tol Solo-Ngawi. Saat hendak menghubungi kakak pertamanya yang ikut rombongan, Fida sudah dihubungi lebih dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kakak pertama saya telepon, pertamanya saya gak ngasih tahu ibu jam 8 pagi lebih, ibu saya sudah tanya "Apa, Fir? Apa, Fir". Kata kakak, saya suruh jauh dari ibu, kakak kasih kabar mobilnya kecelakaan, yang tidak selamat itu yang dia tahu 3 orang. Anak usia 4 tahun, usia 9 bulan sama ibunya dari anak 9 bulan," cerita Farida saat ditemui detikJatim di rumahnya, Sabtu (13/7/2024).
Firda menjelaskan, saat kecelakaan, kakaknya yang selamat berusaha tidak menangis dan bingung, hanya fokus mencari di mana anggota semua keluarganya. Sebab, para korban kecelakaan dibawa ke empat rumah sakit.
"Aku gak tidur, lainnya tidur semua, aku posisi mau tidur gak enak tidurku. Sempat berhenti di rest area, setelah itu kejadian gelap, yang nyadarkan guru SD bilang 'ini kecelakaan besar, tangi (bangun)' menyadarkan siapa saja yang sadar ngajak keluar mobil," ujar kakak pertamanya yang ditirukan Firda yang menceritakan kecelakaan.
Jasa Raharja Datangi Rumah Sampaikan Kabar Duka
Kemudian, sekitar pukul 10.00 WIB, Jasa Raharja datang ke rumah korban lima orang dalam satu keluarga. Pihak Jasa Raharja menjelaskan telah mengidentifikasi data korban meninggal dunia dan luka.
Ia menyebut, di elf ada 22 termasuk driver dan pemandu wisata. Lalu sekitar pukul 11.00 WIB Jasa Raharja menyodorkan foto di ponsel menanyakan apakah benar korban itu merupakan anggota keluarganya, karena belum teridentifikasi.
"Saya lihat fotonya benar, satunya saya gak kenal laki-laki. Akhirnya dapat kabar lagi dari adik ibu saya berangkat (ke Boyolali), yang dirawat di ICU satu orang di RS berbeda. Kebanyakan dirawat untuk jenazah dan luka-luka. Kami tidak tahu jenazah dimana dan luka dimana," ujarnya.
5 Korban Satu Keluarga Ketua Yayasan-Cucu
Firda menyebut, ada lima anggota keluarganya yang meninggal dunia dalam kecelakaan di tol Solo-Ngawi itu. Mulai dari ayahnya yang sebagai Ketua Yayasan sekaligus Rois Syuriah MWC NU Kenjeran dan Ketua MUI wilayah Kenjeran Abdul Manan hingga dua cucu.
"Ketua yayasan Abdul Manan (70 tahun), guru olahraga Acmad Rofiuzein (26 tahun anak terakhir ke-6 Abdul Manan), guru bahasa Arab Rifatul Fatati (27 tahun menantu dari anak ke-5), 2 cucu (Abdul Manan) Abdurohim usia 9 bulan dan Adiba Mulazima Faudah Falah usia 4 tahun," kata Firda.
Abdurohim balita usia 9 bulan merupakan anak dari Rifatul Fatati atau anak ke-5 Abdul Manan yang juga meninggal dunia. Sedangkan Adiba Mulazima Faudah Falah balita usia 4 tahun merupakan cucu dari Abdul Manan.
"Ibunya (balita 4 tahun) patah tulang mau operasi, ayahnya luka," ujarnya.
Ada empat anak Abdul Manan yang mengikuti rombongan. Yakni anak pertama beserta istri, anak ke-3 beserta istri dan anak usia 4 tahun, anak ke-5 beserta istri dan anak usia 9 bulan, serta anak ke-6 atau anak terakhir.
"Yang ga ikut (rombongan) anak keempat (Firda) dan kedua," sebutnya.
Dia menyebut, tujuan rombongan SD Darul Falah ialah ke Jogja untuk berwisata. Ia dan ibunya tak mengerti mobil Elf dari mana yang dipesan oleh adiknya.
"Sebenarnya ada raker SD di sini gak kemana-mana selama dua hari. Akhirnya yayasan ingin ajak refreshing guru-guru ke Jogja, berangkat jam 10 malam (Jumat, 12 Juli 2024)," pungkasnya.
(abq/fat)