Situs resmi RSU dr Soetomo Surabaya menjadi salah satu sasaran para peretas atau hacker. Sepanjang 2024 ini saja, situs rumah sakit milik Pemprov Jatim itu sudah 15 ribu kali diserang hacker.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin menyebutkan belasan ribu serangan ke situs resmi RSU dr Soetomo Surabaya itu berhasil ditangani sehingga tidak sampai kebobolan.
Sherlita menyebutkan bahwa 15 ribu lebih ancaman siber di situs RSU dr Soetomo itu terjadi sejak awal Januari hingga 7 Juli 2024. Dari 38 domain yang dimiliki RSU dr Soetomo, ada 5 domain yang paling sering mendapatkan ancaman peretas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 15 ribu (peretas/hacker) yang berusaha masuk mengganggu. Tapi sudah berhasil ditangani. Ada 5 domain yang sering dapat ancaman diretas," kata Sherlita di RSU dr Soetomo, Rabu (10/7/2024).
Sayangnya, Sherlita yang menjadi salah satu pembicara di acara Webinar Hybrid Cyber Crime yang digelar di RSU dr Soetomo Surabaya hari ini tidak menyebutkan domain apa saja yang sering menjadi sasaran peretasan itu.
Namun, berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan Diskominfo, sebagian besar peretas berasal dari negara tetangga, salah satunya dari Singapura. Tapi ada juga hacker yang teridentifikasi berasal dari Amerika, Bulgaria, United Kingdom, dan Finlandia.
"Sebagian besar berasal dari negara tetangga, Singapura. Ada juga dari Amerika, Bulgaria, United Kingdom, juga dari Finlandia," kata Sherlita ditemui wartawan usai acara.
Dia memberikan tips agar domain atau situs web instansi yang berada di lingkungan Pemprov Jatim aman dari serangan siber. Yakni dengan mendaftarkan domain situs web masing-masing ke jatimprov.go.id.
"(Akan aman) kalau dia (Instansi di bawah Pemprov Jatim) mendaftarkan domainnya menjadi aplikasi atau website Pemprov, menggunakan domain jatimprov.go.id," katanya.
Dia menyebutkan ada 2 keuntungan menggunakan domain jatimprov.go.id. Selain terintegrasi menjadi aplikasi maupun situs web Pemprov Jatim, akan ada bantuan pengawasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
"Satu, dia resmi sebagai aplikasi website-nya Pemprov Jatim, kedua mendapatkan bantuan monitoring dan pengawasan dari Kominfo," katanya.
(dpe/fat)