Jepang merupakan salah satu negara yang menjajah Indonesia pada Perang Dunia II. Bagaimana Jepang bisa masuk ke Indonesia dan apa tujuan awalnya?
Masuknya Jepang ke Indonesia menjadi salah satu babak penting dalam sejarah Indonesia. Invasi Jepang membawa perubahan besar pada politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia.
Jepang adalah negara kedua yang menjajah Indonesia setelah Belanda. Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengetahui sejarah masuknya Jepang ke Indonesia beserta tujuan dan kebijakan pada masa penjajahannya, simak ulasan berikut ini.
Sejarah Masuknya Jepang ke Indonesia
Dilansir dari detikEdu, Jepang secara mendadak menyerang Pearl Harbour yang merupakan pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Hawaii pada 7 Desember 1941.
Serang itu merupakan upaya Jepang untuk membangun suatu imperium di Asia dengan mengobarkan perang di Pasifik. Akibatnya, Amerika menyatakan perang kepada Jepang dan membantu pasukan sekutu Eropa.
Jepang juga menyerbu Indonesia dengan mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur pada 11 Januari 1942. Kedatangan Jepang ini membuat pihak Belanda merasa terancam, karena beberapa daerah Indonesia berhasil Jepang rebut kekuasaannya.
Dikutip dari Modul Sejarah Kelas XI oleh Irma Samrotul, Jepang kemudian berhasil menguasai Kota Balikpapan (24 Januari 1942), Pontianak (29 Januari 1942), Samarinda (3 Februari 1942), Banjarmasin (10 Februari 1942), lalu Ambon (4 Februari 1942), Palembang (16 Februari 1942), Teluk Banten, Eretan Wetan, dan Kragen (28 Februari 1942).
Pada akhirnya pihak Belanda yaitu Gubernur Jenderal A.W.L.Tjarda van Starkenborgh Stachouwer mengaku menyerah tanpa syarat kepada Jepang lewat perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942. Sejak itu Indonesia dikuasai oleh Jepang dan penjajahan Belanda berakhir.
Kedatangan Jepang Sempat Disambut Gembira
Dikutip dari Kemdikbud, pindah tangan penjajahan atas Indonesia dari Belanda kepada Jepang disepakati dalam perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan kekuasaan itu, Jepang dapat menarik hati rakyat Indonesia, bahkan disambut gembira.
Jepang kemudian mulai menggunakan data-data intelijen untuk membuat propaganda yang bisa menarik simpati rakyat.
Maka, di awal kedatangannya Jepang bisa dengan cepat mengerti budaya lokal dan menghubungkan segala peristiwa sebagai dampak dari hal-hal yang bersifat metafisis. Contohnya, Jepang menggunakan ramalan Jayabaya tentang datangnya bangsa kulit kuning yang akan mengusir bangsa kulit putih.
Propaganda lainnya adalah, Jepang menyebut diri mereka sebagai saudara tua bagi Indonesia. Setelah itu lahir gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia.
Ditambahkan dari buku Sejarah SMP Kelas 2 tulisan Tugiyono dkk, Jepang memberikan pernyataan berikut ini di setiap kesempatan:
1. Indonesia-Nippon berada di kedudukan yang sederajat.
2. Jepang adalah saudara tua bangsa Indonesia.
3. Jepang akan memimpin Asia untuk membangun Asia Timur Raya.
4. Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Hinomaru. Selain itu, lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan bersama Kimigayo.
Pihak Jepang juga menarik perhatian para pemuda di Indonesia dengan bergabung ke dalam pasukan pembela tanah air (PETA), yang dibentuk untuk melawan Sekutu selama Perang Dunia II.
Tujuan Kedatangan Jepang
Dikutip dari buku "Ilmu Pengetahuan Sosial 3" oleh Ratna Sukmayani dkk., kedatangan Jepang ke Indonesia memiliki tujuan antara lain:
- Menjadikan Indonesia sebagai daerah penghasil bahan mentah dan bahan bakar untuk kepentingan industri Jepang
- Menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran hasil industri Jepang, karena jumlah penduduk Indonesia sangat banyak
- Menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh yang banyak dengan upah yang relatif murah.
Sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut, Jepang melakukan beberapa aksi propaganda sebagai strategi untuk menarik simpati masyarakat Indonesia.
Berikut beberapa propaganda yang dilakukan Jepang antara lain:
- Jepang mengaku sebagai 'saudara tua' bagi bangsa-bangsa di Asia, termasuk Indonesia.
- Jepang berjanji akan membebaskan Asia dari penindasan bangsa Barat. Hal ini yang berhasil menarik simpati masyarakat Indonesia, bahkan kedatangan Jepang disambut baik.
- Jepang memperkenalkan semboyan yang dibuatnya. Semboyan itu disebut dengan Gerakan 3A, yang berbunyi "Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Cahaya Asia".
- Jepang menjanjikan kemudahan bagi Indonesia dalam melakukan berbagai kegiatan, seperti janji menunaikan ibadah haji, menjual barang dengan harga murah yang disebut dengan sistem politik dumping.
- Pada awal kedatangannya, Jepang berhasil menarik simpati dan dukungan masyarakat Indonesia karena berjanji akan memperbolehkan Indonesia mengibarkan benderanya bersama dengan bendera Jepang
- Indonesia diperbolehkan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama lagu kebangsaan Jepang, yaitu Kimigayo.
Namun, sederet janji di atas hanya sementara, sebab sikap baik itu berubah setelah sekian waktu Jepang menduduki Indonesia. Sejak awal, Jepang berlaku demikian hanya demi kepentingan pemerintahannya yang pada saat itu sedang menghadapi perang.
Kebijakan Masa Pendudukan Jepang
Selain melakukan propaganda, Jepang juga melakukan aksi nyata dengan membuat beberapa kebijakan bagi masyarakat Indonesia.
Dikutip dari buku Modul Sejarah Kelas XI oleh Irma Samrotul dan buku Pendudukan Jepang di Indonesia oleh Amelia, Jepang membentuk badan kerjasama untuk membujuk rakyat Indonesia, antara lain:
1. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
Badan ini bertujuan untuk membujuk kaum Nasionalis dan intelektual agar memberi tenaga untuk mengabdi kepada Jepang.
2. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Badan ini terdiri dari berbagai macam profesi dokter, pendidik, dan kebaktian wanita pusat dan perusahaan.
Selain itu terdapat pula beberapa kebijakan Jepang pada bidang Sosial dan Ekonomi sebagai berikut.
1. Masyarakat Indonesia harus menjalani Romusha, yaitu kerja paksa. Romusha ini bahkan sampai memakan banyak korban jiwa akibat kekejaman Jepang.
2. Pemerintahan Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan diganti dengan bahasa Jepang.
3. Melaksanakan Kinrohosi, yaitu penyerahan bahan makanan secara besar-besaran untuk kepentingan militer Jepang. Akibatnya beras dan bahan pangan lainnya dirampas dan banyak rakyat menderita kelaparan.
4. Melakukan Jugun Ianfu, yaitu mempekerjakan para gadis sebagai wanita penghibur untuk pemuas nafsu militer Jepang. Para gadis tersebut ditipu akan disekolahkan, namun hal itu tidak terjadi.
5. Potensi SDA dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang Jepang. Mereka juga menyita hasil perkebunan, pabrik, bank, dan perusahaan.
6. Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya.
7. Masyarakat Indonesia diwajibkan menanam padi, pohon jarak, dan kapas yang nilai jualnya tinggi untuk kebutuhan Jepang.
8. Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki dengan menunjang kegiatan bersifat otoriter yang menyengsarakan rakyat Indonesia.
9. Rakyat Indonesia dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa, dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini membuat rakyat semakin sulit dan hidupnya menderita.
(auh/fat)