Adalah Achmad Zulfan Zakarya (20) warga Rusun Sumbo Blok B Simokerto, NFH (15) asal Tuwuh Kalirejo, RA (15) asal Tuwowo, INF (14) asal Kapasan Dalam, LTF (13) asal Wonokusumo Jaya, dan MHH (16) asal Wonokusumo Bakti.
Keenamnya adalah anggota gangster yang menamai diri 'Pasukan Angin Malam'. Mereka diringkus saat mau tawuran membawa sejumlah senjata tajam di kawasan Sidotopo Dipo, Surabaya pada Kamis dini hari, 27 Juni pukul 03.00 WIB.
Tim Respons Cepat Tindak Patroli Perintis Presisi Polrestabes Surabaya mengamankan mereka beserta sejumlah senjata tajam yang dibawa. Ada 2 celurit, sebuah gergaji, dan sebuah parang. Benar-benar garang!
Mereka diringkus polisi saat live di medsos dengan alasan menunggu kehadiran gangster lawan, yakni dari Aliansi All Star dan Moza Surabaya yang tak kunjung datang. Mereka belum benar-benar tawuran tapi sudah pansos: pamer kegarangan di medsos.
Begitu ditangkap, mereka berkali-kali minta ampun ke polisi. Giliran ditanya siapa yang punya senjata itu? Mereka mengaku tak tahu menahu soal itu dan berdalih ada anggota lain yang bawa sajam dan sudah kabur lebih dulu. Hadeh!
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi memutuskan memulangkan para remaja tanggung ini dan menyerahkan hukuman yang pantas bagi mereka kepada orang tua masing-masing.
Karena mereka berulah di kawasan Simokerto Surabaya, sejumlah petugas Polsek mengantar mereka pulang ke mama masing-masing pada Jumat sore, 28 Juni, sekitar pukul 15.00 WIB.
Para remaja ini sudah membuat surat pernyataan kepada polisi untuk tidak mengulangi lagi perbuatan mereka. Polisi pun berniat mengingatkan orang tua masing-masing untuk mengawasi anak-anak mereka di kemudian hari.
Tapi yang terjadi saat para remaja ini tiba di rumah masing-masing, sanksi yang lebih ngeri sudah disiapkan oleh emak mereka masing-masing. Nggak tanggung-tanggung, ada ibu yang sudah menyiapkan seember air comberan.
"Mereka disambut keluarga dan warga dengan isak tangis, lalu disiram air comberan. Ada yang disiram air comberan campur bunga 7 rupa juga," kata Kapolsek Simokerto Kompol Moh Irfan kepada detikJatim, Selasa (9/7/2024).
Apa yang terjadi itu membuat anggota polisi yang mengantar para remaja ini terkejut. Nyaris saja mereka lupa menyampaikan imbauan kepada para ibu yang tengah memarahi anak-anaknya itu.
Peristiwa penyiraman dengan air comberan misalnya, sampai menjadi tontonan warga dan pengendara yang melintas di sekitar lokasi. Para anggota yang mengantar hanya bisa geleng-geleng sambil tersenyum kecil.
"Alhamdulillah, orang tua keenam remaja gangster langsung menerima dan menandatangani surat pernyataan sanggup melakukan pengawasan kepada anaknya," ujarnya.
"Pawas Aiptu Dwi dan Bhabinkamtibmas Aiptu Alim dan Aipda Sandra langsung memberikan imbauan kepada orang tua beserta keluarga dan Ketua RT untuk mengawasi anak-anak itu," ujarnya.
Satu lagi peristiwa yang membuat para petugas harus menahan tawa demi menjaga wibawa. Yakni ketika para remaja yang usai disiram air comberan itu berupaya memeluk ibunya.
Sontak sang ibu menghindar. Biar bagiamanapun juga yang telah disiramkan itu adalah air comberan yang berbau. Meski air itu dicampur dengan kembang 7 rupa yang entah apa tujuannya, tetap saja menjijikkan.
"Ada ibu-ibu yang ngehindar juga karena takut kena bau," lanjut Irfan sembari menahan tawa.
Setelah diantar pulang, keenamnya masuk ke rumah masing-masing dan berganti pakaian. Sedangkan pakaian yang dinilai membawa sial dan telanjur kotor langsung dibuang.
"Kami meminta para orang tua keenam remaja gangster itu mengantar anaknya ke Polsek Simokerto setiap Senin dan Kamis karena mereka wajib lapor. Alhamdulillah lancar, aman, dan kondusif. Orang tua berterima kasih kepada polisi," tuturnya.
Bagaimana pun juga, para ibu itu tak mungkin tega terus-menerus memarahi anak mereka. Kalau pun keenam remaja anggota gangster Pasukan Angin Malam itu meminta kerokan, ibu mereka pasti akan memenuhinya. Namanya juga Pasukan Angin Malam, suatu saat pasti masuk angin juga.
(dpe/fat)