Secercah Harapan di Kasus Dekan FK Unair Dicopot Usai Kritik Dokter Asing

Secercah Harapan di Kasus Dekan FK Unair Dicopot Usai Kritik Dokter Asing

Esti Widiyana - detikJatim
Minggu, 07 Jul 2024 10:52 WIB
Pertemuan Ksatria Airlangga dengan Rektor Unair Prof Nasih membahas soal pencopotan Dekan FK Unair
Pertemuan Ksatria Airlangga dengan Rektor Unair Prof Nasih membahas soal pencopotan Dekan FK Unair/Foto: Istimewa
Surabaya -

Kasus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER yang diberhentikan dari jabatannya kini menemui secercah harapan. Ini usai digelarnya pertemuan Kstaria Airlangga dengan Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak.

Sebelumnya, Prof Budi Santoso (BUS) diberhentikan per Rabu, 3 Juli 2024. Pemberhentian terjadi usai ia menolak rencana Kemenkes mendatangkan dokter asing di Indonesia.

Mengetahui hal itu, Ksatria Airlangga dengan inisiatif menggelar aksi "Bela Prof BUS" di depan patung Airlangga Fakultas Kedokteran kampus A Unair pada Kamis (4/7). Ada dua tuntutan yang disampaikan saat aksi. Tuntutan ini ditujukan untuk Prof Nasih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah menggelar aksi "Bela Prof BUS", kemudian pada Jumat (5/7), perwakilan aksi Ksatria Airlangga, korlap, senior guru besar dan wakil dekan I diundang Rektor Unair untuk melakukan dialog. Ada titik terang yang dihasilkan dari dialog ini.

"Kami juga berterima kasih dan senang kemarin beberapa orang perwakilan diundang Pak Rektor hadir di ruang kerja beliau. Kami sudah melakukan dialog, kami menyampaikan keinginan dan tuntutan teman-teman semua yang terlibat dalam aksi kemarin," kata Korlap Aksi Ksatria Airlangga "Bela Prof BUS" Dr dr Yan Efrata Sembiring SpB SpBTKV(K), Minggu (7/7/2024).

ADVERTISEMENT

"Respons dari rektor dan jajaran, beliau akan membuka lagi dialog, artinya akan ada pertimbangan-pertimbangan yang akan diambil," tambahnya.

Namun, lanjur dr Yan, Rektor Unair tidak menyebut secara pasti hasil pertimbangannya. Sebab, akan dibicarakan dengan berbagai unsur di Unair, seperti majelis wali amanat, senat dan lainnya.

"Tapi prinsipnya beliau itu berterima kasih atas masukannya dan akan melakukan sesuatu yang terbaik bagi Unair dan tentunya untuk Prof BUS, sehingga yang disampaikan teman-teman itu bisa diakomodir. Harapan kami tegas, keinginan kami cuma satu, sebisanya Prof BUS kembali jadi dekan FK," jelasnya.

Ia juga meminta doa dan menunggu keputusan dari Rektor Unair. Diharapkan, Prof Nasih bisa memberi keputusan yang bijak dan Prof BUS bisa kembali menjadi Dekan FK Unair.

Sementara terkait hasil keputusan, Rektor Unair tidak memberikan batas waktu sampai kapan. Namun, secepatnya akan keluar surat keputusan (SK).

"Kemarin beliau (Rektor Unair) tidak ada memberikan timeline untuk waktunya, tapi beliau berjanji secepatnya akan mengeluarkan keputusan. Supaya ini tidak berlarut larut, karena sudah menjadi isu nasional," ujarnya.

Sementara itu, Ketua PKIP Unair, dr Martha Kurnia Kusumawardani Sp KFR(K) mengatakan, memang ada diskusi terbuka. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab Unair.

"Agar tidak terjadi perluasan isu yang tidak benar karena informasi yang simpang siur di masyarakat. Unair selalu membuka kesempatan untuk melakukan koordinasi dan diskusi pada semua pihak yang berkepentingan atas isu ini," kata dr Martha.

Ia menjelaskan, pihaknya selalu terbuka untuk membangun hubungan baik dengan semua pihak. Baik di internal maupun eksternal kampus.

"Fokus Unair saat ini adalah mendorong FK Unair dan juga fakultas lainnya untuk tetap solid agar dapat terus memberikan kontribusi positif melalui Tri-Dharma Perguruan Tinggi, sebagaimana fungsi utama Unair sebagai PTN-BH," pungkasnya.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads