Kabupaten Blitar masuk dalam daftar wilayah terancam darurat kekeringan berdasarkan asesmen BPBD Jatim. Hal itu langsung ditindaklanjuti oleh BPBD Kabupaten Blitar dengan mengeluarkan status tanggap darurat bencana kekeringan.
Dropping air bersih juga mulai dilakukan ke sejumlah kecamatan yang beresiko terjadi kekeringan.
"Telah dilakukan dropping air bersih di Desa Sumberkembar, Kecamatan Binangun. Sebanyak 12 ribu liter air bersih, untuk sekitar 70 KK," kata Kalaksa BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettryanto pada detikJatim, Jumat (5/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ivong mengatakan, dropping air bersih dilakukan sebagai antisipasi kekeringan di wilayah tersebut. Terlebih BPBD Jatim telah menyebutkan Blitar sebagai salah satu wilayah yang terancam darurat kekeringan saat musim kemarau ini.
"Salah satunya demikian, untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah ini. Kemarin juga beberapa desa lain sudah mulai meminta untuk dilakukan dropping air bersih," terangnya.
Selain melakukan dropping air bersih, Kata Ivong, Pemkab Blitar juga telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan atau lahan di Kabupaten Blitar pada 2024. Tanggap darurat bencana itu berlangsung selama 90 hari mulai 3 Juni 2024 sampai 31 Agustus 2024.
"Status tanggap darurat ini dapat diperpanjang atau dipersingkat sesuai kebutuhan di lapangan," imbuhnya.
Berdasarkan hasil pemetaan BPBD, ada enam kecamatan di Kabupaten Blitar yang masuk daerah rawan kekeringan. Diantaranya yaitu Kecamatan Wates, Binangun, Panggungrejo, Wonotirto, Kademangan dan Bakung.
Ivong mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan lain selama status tanggap darurat kekeringan sedang berlangsung. Seperti menyiagakan sarana prasarana seperti tiga unit armada tangki air, tandon air, jeriken, terpal dan logistik.
"Sejumlah petugas juga kami siagakan on call. Kemudian kami tetap berkoordinasi dengan BPBD Jatim untuk antisipasi kekeringan dan asesmen lokasi rawan kekeringan," tandasnya.
(abq/iwd)