Pemilik Bengkel Motor di Sidoarjo Buka Suara Soal Viral Getok Harga Servis

Pemilik Bengkel Motor di Sidoarjo Buka Suara Soal Viral Getok Harga Servis

Suparno - detikJatim
Jumat, 05 Jul 2024 18:53 WIB
Bengkel motor di Sidoarjo yang viral diduga getok harga servis Rp 250 ribu.
Bengkel motor di Sidoarjo yang viral diduga getok harga servis Rp 250 ribu. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Viral bengkel motor di Jalan Gajah Mada, Sidoarjo diduga getok harga jasa servis yang tak wajar. Untuk penggantian oli shock breaker depan dan kampas ganda, jasa servis yang dikenakan mencapai Rp 250 ribu.

Unggahan di Instagram berupa rentetan foto korsel atau carousel itu diunggah salah satu akun Instagram di Sidoarjo hingga viral. Salah satunya menunjukkan foto ketika motor Honda Scoopy merah sedang dilakukan pergantian spare part.

Foto yang telah diunggah pada Senin (1/6/2024) itu telah dilihat hingga 3.765. Foto yang berisi keluhan sejumlah pengguna jasa lain di bengkel motor yang sama itu menuai 666 komentar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendro Sukotjo (80) pemilik bengkel di Jalan Gajah Mada itu angkat bicara. Dia membenarkan bahwa ada seseorang yang telah servis motor Scoopy merah miliknya merasa tidak puas dengan biaya ongkos servis.

"Karena merasa tidak puas, akhirnya rasa kekecewaan itu diunggah di media sosial, saya juga melihatnya," kata Hendro saat ditemui detikJatim di bengkelnya, Jumat (5/7/2024).

ADVERTISEMENT

Hendro menjelaskan seharusnya pemilik scoopy merah itu kembali ke bengkel untuk bermusyawarah kalau memang merasa keberatan dengan biaya ongkos servisnya.

"Sebenarnya tidak ada aturan untuk menentukan besarnya ongkos servis. Tetapi kami terbuka apabila ada pemilik sepeda motor yang selesai servis di sini merasa tidak puas," jelas Hendro.

Hendro menambahkan scoopy merah itu pada saat diservis memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hampir setengah hari. Yang diperbaiki meliputi perbaikan dan isi oil shock breaker belakang, kampas rem depan, serta laher setang setir.

"Memang dilihat dari nominalnya dianggap tinggi. Tapi menurut kami itu sudah sesuai dengan lama dan rumitnya pekerjaan perbaikan motornya," imbuh Hendro.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads