Mantan Rektor Unair Buka Suara Soal Dokter Arab yang Didatangkan ke RI

Mantan Rektor Unair Buka Suara Soal Dokter Arab yang Didatangkan ke RI

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 05 Jul 2024 08:55 WIB
aksi bela fk unair usai Dekan FK Unair Dicopot
Eks Rektor Unair Prof Puruhito. (Foto: Dok. Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Mantan Rektor Unair periode 2001-2006 Prof Dr dr Med Puruhito SpB(K) TKV mengomentari wacana kedatangan Tim Medis dari Arab Saudi. Seperti diketahui, Kemenkes mewacanakan akan mendatangkan tim medis dari Arab Saudi usai kerja sama dengan RSUP Adam Malik, Medan.

Menurut Prof Puruhito, dokter asing dari Arab Saudi itu datang dan bertugas di RSUP Adam Malik karena hubungan antarsenior institusi. Bukan karena undangan dari Kementerian Kesehatan.

"Saya ahli bedah jantung jadi tahu persis apa yang terjadi di Medan. Dan seperti itu sudah saya lakukan saat membina bedah jantung 50 tahun yang lalu, sekitar tahun 73. Saya juga datangkan teman-teman dari luar negeri, guru-guru saya, sampai sekarang. Dari Taiwan, Jepang," ujarnya, Jumat (5/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Medan mereka memang datang ke sana mungkin atas dasar hubungan tertentu dengan senior di sana. Jadi tidak ada lalu pemerintah mendatangkan itu tidak ada. Keliru. Maaf ini saya bersaksi sebagai ahli bedah jantung yang tahu betul," tambahnya.

Tim dokter dari Arab Saudi disebutkan juga datang dengan anggaran, alat dan kemampuan mereka sendiri. Artinya, negara tidak mengeluarkan biaya apapun untuk mereka.

ADVERTISEMENT

"Kan kita terima kasih. Tapi apakah betul disuruh mereka (Kemenkes)? Kalau saya sebagai orang praktisi tidak tahu masalah politik itu. Kalau itu dipolitisasi saya nggak tahu lagi," ujarnya.

Terkait 12 ribu anak mengalami kelainan jantung bawaan, Prof Puruhito tidak menyangkalnya. Artinya jumlah anak yang mengidap sakit jantung bawaan cukup banyak.

"Dan yang ditolong anak-anak, mungkin iya karena memang menteri pernah mengatakan banyak anak yang sakit jantung bawaan tidak bisa ditolong. Kami sekarang jumlahnya sedikit," ujarnya.

Menurutnya, ahli bedah jantung di Indonesia memang hanya ada 230-an dokter. Sedangkan dari ratusan dokter tersebut, yang aktif di bidang bedah jantung tidak sampai 50-an dokter.

"Saya termasuk salah satu yang membina jadi tahu persis bahwa untuk menolong bayi yang lahir cacat jantung tidak gampang," katanya.




(dpe/fat)


Hide Ads