Cerita Bripka Chandri Kerap Bongkar Kejahatan Lewat Penyamaran

Cerita Bripka Chandri Kerap Bongkar Kejahatan Lewat Penyamaran

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 02 Jul 2024 16:01 WIB
Kanit Turjawali Satsamapta Polres Mojokerto Kota Ipda Iswahyuda bersama Bripka Chandri Setya Purwandani
Kanit Turjawali Satsamapta Polres Mojokerto Kota Ipda Iswahyuda bersama Bripka Chandri Setya Purwandani (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Ketangguhan Bripka Chandri Setya Purwandani (37) menangkap para pelaku tindak pidana ringan (Tipiring), diganjar penghargaan Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro. Polwan Polres Mojokerto Kota ini ternyata kerap menyamar untuk menangkap pengedar miras hingga produsen kosmetik ilegal.

Chandri merupakan anggota Bintara Unit (Banit) Tipiring Unit Turjawali Satsamapta. Ibu dua anak ini jebolan Sekolah Polwan Jakarta angkatan ke-2 yang lulus Desember 2006. Ia pertama kali berdinas di Seksi Umum (Sium) Polres Mojokerto Kota pada 1 Januari 2007.

"Saya di Samapta sudah 4 tahun ini, sebelumnya di Satreskoba Polres Mojokerto Kota selama 6 tahun," ujarnya mengawali perbincangan dengan wartawan, Selasa (2/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepak terjang Chandri di Satsamapta Polres Mojokerto Kota tak diragukan lagi. Sebagai Banit Tipiring, polwan asal Kelurahan Meri, Kranggan, Kota Mojokerto ini sudah menangani ribuan perkara bersama rekan-rekannya. Semester pertama 2024 saja, ia menangani sekitar 550 tipiring. Sedangkan sepanjang tahun lalu mencapai 800 tipiring.

"Tipiring yang kami tangani mulai dari peredaran miras ilegal, knalpot brong, pasangan mesum, open BO. Yang mendominasi perkara miras dan knalpot brong," terangnya.

ADVERTISEMENT

Menjadi satu-satunya polwan di Satsamapta Polres Mojokerto Kota tak lantas membuat Chandri manja. Ia justru kerap menjadi ujung tombak dalam operasi penangkapan pengedar miras. Sebab ibu dua anak ini sering kali menyamar sebagai pembeli untuk menangkap pelaku.

Salah satu pengalamannya awal 2024 lalu, ia menyamar sebagai ibu rumah tangga pedagang miras. Setelah menghubungi pelaku melalui Facebook dan mentransfer uang muka Rp 200 ribu, ia COD dengan pelaku di Terminal Kertajaya, Kota Mojokerto. Malam itu, ia dibonceng rekannya sesama polisi yang berpura-pura sebagai suaminya.

Sedangkan timnya mengintai di sekitar lokasi COD. Begitu pelaku menunjukkan miras, Chandri lalu memberi kode. Sehingga tim langsung melakukan penyergapan. Ketika itu, ia berhasil menangkap pelaku dengan barang bukti 80 botol arak Bali.

"Saya sering kali menyamar karena mereka (para pengedar miras ilegal) tak tahu kalau saya polwan. Kebanyakan pelaku lebih percaya dengan perempuan," ungkapnya.

Teknik penyamaran (undercover buy) juga pernah ia lakukan untuk mengungkap produksi kosmetik ilegal di Surodinawan dan Kranggan, Kota Mojokerto. Kala itu, Chandri yang berdinas di Satreskoba Polres Mojokerto Kota menyamar sebagai reseller kosmetik. Kemampuannya meyakinkan pelaku membuatnya sukses membongkar kejahatan tersebut.

Kemampuan undercover buy tersebut ia pelajari dari para seniornya. Bahkan, Chandri pernah mengungkap pengedar yang menyembunyikan sabu di dalam kemaluan. Selain keberanian, keterampilan dan kejeliannya membaca gestur, cara bicara, serta mimik wajah pelaku menjadi kunci keberhasilannya saat itu. Padahal, ia tak pernah dibekali senjata api dalam bertugas.

"Awal-awal menyamar sempat dek-dekan. Bukan takut sama pelaku, tapi takut gagal. Bela diri bisa, kalau polwan tanpa dibekali senjata," terangnya.

Selain pengedar miras ilegal, Chandri juga tak jarang menangkap wanita open BO. Menurutnya, para pelaku kebanyakan dari luar Kota Mojokerto. Motif para pelaku selalu klasik, yakni terhimpit kebutuhan hidup. Namun, mereka memilih jalan instan, yakni rela melayani pria hidung belang rata-rata 3-4 orang/hari dengan bayaran Rp 200 ribu sekali main.

Sebagai sesama perempuan, ia merasa prihatin dengan fenomena tersebut. Oleh sebab itu, Chandri selalu menasihati para pelaku agar bekerja dengan cara yang halal, serta memberi edukasi tentang bahaya penyakit menular. Terlebih lagi sebagian pelaku masih duduk di bangku SMP yang seharusnya fokus belajar, justru sudah mengais uang dengan menjual diri.

"Mereka disidang tipiring, biasanya rata-rata kena denda Rp 200 ribu. Kalau pelaku anak di bawah umur kami bawa ke Dinsos untuk diberi pembinaan," jelasnya.

Tingginya tanggung jawab sebagai polwan, membuat Chandri kerap pulang pukul 02.00-03.00 WIB. Namun, ia tak pernah mengabaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Ketika harus bertugas malam hari, ia berbagi peran dengan suaminya untuk menjaga kedua anaknya. Sang suami juga anggota polisi yang berdinas di Polres Mojokerto.

"Kalau bersamaan tugas malam, anak-anak dijagain neneknya. Paginya saya tetap mengasuh anak-anak, menyiapkan sarapan, mengantar sekolah," cetusnya.

Dedikasinya sebagai polwan berbuah manis. Ia menuai penghargaan dari Kapolres Mojokerto Kota AKBP Daniel S Marunduri. Terbaru bertepatan dengan HUT ke-78 Bhayangkara, Chandri menerima penghargaan dari Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro. Karena berhasil menindak kejahatan jalanan, balap liar, tawuran, prostitusi dan peredaran miras ilegal.

Di mata pimpinannya, Chandri dinilai sebagai polwan yang disiplin, pekerja keras, serta mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Seperti yang dikatakan Kanit Turjawali Satsamapta Polres Mojokerto Kota Ipda Iswahyuda. Tidak hanya itu, ia juga mempunyai pribadi yang ceria sehingga membuat suasana kerja menyenangkan dan penuh rasa kekeluargaan.

"Memang dia polwan yang tangguh. Kalau ada target operasi, dia tepat waktu sampai lokasi, dia tak pulang sampai pemeriksaan selesai. Pulang jam 3, pagi sudah ngantor untuk menuntaskan pekerjaan. Selama ini tugas dia selalu berhasil," ungkapnya.

Di mata Iswahyuda, Chandri juga mempunyai ketelitian yang tinggi dalam bekerja. Polwan berparas cantik ini mampu memeriksa TKP penangkapan secara detail. Sehingga semua barang bukti bisa ditemukan. Menurutnya, anak buahnya ini sangat layak mendapatkan penghargaan dari Pj Wali Kota Mojokerto.

"Penghargaan yang diterima Bripka Chandri juga suatu kebanggaan bagi kami. Berarti kami sukses melaksanakan tugas," tandas Iswahyuda.

Halaman 2 dari 2
(abq/iwd)


Hide Ads