Cuaca ekstrem diprediksi melanda Jawa Timur (Jatim) pekan ini. Kendati sudah masuk musim kemarau, curah hujan diperkirakan akan meningkat. BMKG pun mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar waspada dengan cuaca ekstrem.
Kepala Stasiun Metereologi Kelas I Juanda Taufiq Hermawan mengatakan, saat ini seluruh wilayah Jatim sudah berada pada musim kemarau. Namun, curah hujan diprediksi meningkat. Taufiq memprediksi kenaikan curah hujan itu disebabkan adanya gangguan gelombang MJO.
"Adanya gangguan gelombang Ekuatorial Rossby dan Madden-Julian Oscillation (MJO) menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah Jatim," kata Taufiq dalam keterangan tertulis yang diterima detikJatim, Selasa (2/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Intensitas hujan akan meningkat hingga Minggu (7/5) mendatang.
"Pada periode 1 sampai 7 Juli 2024," imbuhnya.
Taufiq menyatakan, ada sejumlah daerah yang diprediksi bakal dilanda hujan hingga 5 hari mendatang. Antara lain Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sumenep, Kaupaten. Tulungagung, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Blitar, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Tuban.
Taufiq mengimbau agar masyarakat dan pemerintah waspada terhadap peningkatan kecepatan angin serta potensi cuaca ekstrem. Hujan lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi pekan ini.
"Diharapkan masyarakat lebih mengantisipasi terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang. Selain itu, kami juga mengimbau masyarakat untuk memanen air hujan sebagai salah satu langkah mitigasi menghadapi musim kemarau," tuturnya.
Menurutnya, pengumpulan air hujan dapat membantu mengurangi risiko kekurangan air. Selain itu mendukung konservasi air di daerah yang sering mengalami kekeringan.
"Masyarakat juga dapat memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca dari BMKG dan jangan termakan oleh informasi hoaks," tukasnya.
(hil/dte)