Sebanyak 82 orang di Kabupaten Blitar menderita gagal ginjal. Data tersebut tercatat sejak bulan Januari hingga Juni 2024. Ironisnya, penderita gagal ginjal didominasi oleh usia produktif.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putrant pihaknya mencatat dari 82 orang tersebut, sebanyak 54 penderita berusia 15-59 tahun.
"Memang mayoritas yang kena gagal ginjal dan harus cuci darah adalah usia produktif. Jadi memang jadi fenomena tersendiri," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putranto, Jumat (28/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Blitar, jumlah penderita gagal ginjal berdasarkan usia terdiri dari 1 penderita dengan usia 15-19 tahun, 14 penderita usia 20-24 tahun, 17 penderita usia 45-54 tahun dan 22 penderita dengan usia 55-59 tahun. Sementara untuk usia 60-69 tahun ada 21 penderita dan usia 70 keatas mencapai 7 penderita.
Menurut Anggit, jumlah penderita gagal ginjal mengalami tren kenaikan setiap tahunnya. Bahkan tahun ini, usia produktif yang terjangkit gagal ginjal juga mengalami kenaikan.
"Kalau dilihat memang setiap tahun jumlah warga berusia produktif yang terkena gagal ginjal memang cukup banyak," terangnya.
Pada 2022, jumlah penderita gagal ginjal mencapai 73 orang. Sementara pada tahun 2022, jumlah penderita gagal ginjal di Kabupaten Blitar cukup tinggi hingga mencapai 189 orang.
Anggit menjelaskan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penderita gagal ginjal. Diantaranya terdapat penyakit kronik, diabetes, hipertensi dan sebagainya. Selain itu, gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat juga dapat mempengaruhi terjadinya penyakit dalam tubuh.
"Ada banyak faktor yang mempengaruhi (gagal ginjal). Seperti diabetes, hipertensi, gaya hidup maupun, pola makan yang kurang sehat (junkfood) juga bisa," katanya.
Lebih lanjut, Anggit menambahkan, Dinkes Kabupaten Blitar akan berupaya untuk turut menekan jumlah penderita gagal ginjal. Utamanya penderita diusia produktif. Salah satunya dengan sosialisasi terhadap bahaya gagal ginjal kepada masyarakat.
"Yang jelas kami tetap melaksanakan sosialisasi untuk pencegahan. Kami juga mengimbau agar masyarakat lebih memperhatikan gaya hidup dan pola makan, diimbangi juga dengan olahraga rutin. Tujuannya agar tidak terkena penyakit, termasuk gagal ginjal," tandasnya.
(abq/iwd)