PDIP Belum Turunkan Rekom, Cak Adeng Mencuat Jadi Kuda Hitam Pilbup Malang

PDIP Belum Turunkan Rekom, Cak Adeng Mencuat Jadi Kuda Hitam Pilbup Malang

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 26 Jun 2024 23:45 WIB
Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang Abdul Qodir (baju hitam) bersama pengurus DPC PDIP Kabupaten Malang.
Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang Abdul Qodir atau Cak Adeng (baju hitam) bersama pengurus DPC PDIP Malang. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Nama Abdul Qodir yang akrab disapa Cak Adeng mencuat di tengah-tengah ketidakpastian rekomendasi dari PDIP di Pilbup Malang 2024. Abdul Qodir adalah Wakil Ketua DPC PDIP sekaligus anggota DPRD Kabupaten Malang terpilih 2024-2029.

Cak Adeng dinilai bisa menjadi kuda hitam dalam Pilbup Malang November 2024 mendatang meski dalam proses penjaringan bakal calon DPC PDIP Malang beberapa waktu lalu hanya ada 2 nama yang mendaftarkan diri, yakni Bupati petahana Sanusi dan anggota DPRD Jawa Timur Gunawan HS.

Adanya wacana agar Cak Adeng bertarung dalam pesta demokrasi Kabupaten Malang nanti mendapat tanggapan dari sejumlah pihak. Salah satunya Direktur LSM Jaringan Aliansi Pemuda untuk Demokrasi (Jampud), Agus Sadullah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seorang pemimpin haruslah individu-individu yang berani mendapatkan tantangan, serta menciptakan peluang yang lebih besar untuk memberikan manfaat kepada orang banyak, dan Cak Adeng memiliki modal itu," kata Sadullah kepada wartawan, Rabu (26/6/2024).

Sadullah berpandangan partai sekelas PDIP pasti memiliki hitung-hitungan cermat dalam menentukan calon maju di Pilkada 2024. Penilaian dari internal dan eksternal partai pun akan menjadi pertimbangan tersendiri.

ADVERTISEMENT

"Misal apa jadinya kalau seseorang menjadi pemimpin, namun mindset-nya masih individual contributor. PDIP pasti tidak akan mempromosikan individual contributor menjadi super coach, di sinilah kenapa Cak Adeng bisa dipertimbangkan menjadi kuda hitam PDIP untuk dicalonkan Bupati Malang, supaya terhindar dari Maradona Syndrom," katanya.

"Maradona memang bagus sebagai super player atau pemain, sayangnya saat Maradona menjadi super coach tidak dibarengi perubahan mental ketika masih menjadi pemain. Di sinilah letak kegagalan Maradona sebagai super coach karena masih menjalankan paradigma super player. Inilah yang menurut saya PDIP perlu memikirkan sosok baru yang lebih muda dan segar yang dipertimbangkan dan dicalonkan sebagai calon bupati," sambungnya.

Di tempat lain, Suyanto yang juga menjabat sebagai Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Kepanjen, mengamini pendapat Agus Sakdullah.

Satgas PDI Perjuangan ini menyampaikan jika Cak Adeng memiliki potensi besar untuk memimpin Kabupaten Malang. Sepak terjang Cak Adeng di PDI Perjuangan, ujarnya, tidak perlu diragukan lagi.

"Sebagai politisi muda PDI Perjuangan dengan modal people skill yang dimiliki, saya optimis ketika Cak Adeng diberi kepercayaan oleh PDI Perjuangan beliau akan mampu meningkatkan kinerja timnya," ujar Suyanto.

Dikatakan Suyanto, sosok Cak Adeng cukup tepat sebagai gambaran dari ungkapan Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno 'Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia'.

"Apa yang disampaikan Bung Karno, sejalan dengan Stephen R Covey, penulis asal Amerika Serikat. Dia mengatakan jika kita ingin membuat perubahan kecil, kita cukup mengubah perilaku kita. Tetapi jika kita ingin membuat perubahan yang signifikan, maka ubah lah paradigma atau mindset kita. Di sinilah mengapa figur Chak Adeng perlu dipertimbangkan," kata Suyanto.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads