Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Seorang pria yang mengaku hidup sebatang kara nekat bunuh diri menabrakkan diri ke kereta api (KA) di pelintasan jalan Bojonegoro-Kalitidu, pada Jumat (21/6). Saat ini, teka-teki identitas pria tersebut telah terungkap.
Sebelumnya, pria paruh baya itu sempat menulis surat wasiat. Dalam surat itu, ia mengaku hidup sebatang kara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban diketahui berinisial K (54), warga Kecamatan Peterongan, Jombang. Hal ini terungkap usai polisi melakukan penyelidikian. Jenazah korban saat ini sudah diambil pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Berikut 6 Fakta Terungkapnya Sosok Pria Tabrakkan Diri ke KA di Bojonegoro:
1. Ditemukan Bersama Surat Wasiat
Sebelum mengakhiri hidupnya, korban diketahui menulis secarik surat wasiat. Isinya, korban mengaku hidup sebatang kara tak punya saudara dan orang tua.
Dalam surat tersebut, korban juga mengaku belum menikah dan meminta untuk dimakamkan di lokasi setempat. Saat mengakhiri hidupnya, korban ditemukan tanpa identitas.
"Pria tak dikenal yang menabrakkan diri Ke KA Blambangan ini tinggalkan secarik kertas wasiat," kata salah satu warga, Tono kepada detikJatim, Jumat (21/6/2024).
Dari informasi yang dihimpun detikJatim, korban ditemukan tewas dengan luka di sekujur tubuh. Sementara itu, wajahnya sulit dikenali karena luka parah.
Saat kejadian, ia memakai kaus panjang warna biru muda, celana kain warna biru tua, serta bertopi merah. Korban tewas tergeletak di pinggir rel yang jauh dari jalur perlintasan dan ditemukan warga sekitar pukul 06.00 WIB.
2. Isi Lengkap Surat Wasiat
Dalam surat wasiatnya, korban mengaku hidup sebatang kara. Korban juga tidak memiliki orang tua hingga tidak menikah.
Begini isi lengkap wasiat pria tersebut:
"pak aku nggak punya tempat tinggal
aku hidup sebatang kara
orangtua saudara nggak punya
aku nggak menikah
di sini bumi Allo (Allah) di mana2 bumi Allo (Allah)
pak tolong mayatku atau jasatku makamkan dekat sini2 saja
makasih"
3. Pengakuan Keluarga Korban
Pihak keluarga korban telah dihubungi dan membenarkan bahwa jenazah adalah keluarganya. Keluarga korban pun datang langsung ke RSUD di Sosodoro Djatikusumo.
Sekitar pukul 22.00 WIB keluarga korban didampingi perangkat desa setempat tiba di kamar mayat untuk membawa pulang jenazah K.
Adik kandung korban berinisial J membenarkan bahwa korban adalah kakak kandungnya. Korban diketahui merupakan anak kelima dari 7 bersaudara.
"Iya benar dari ciri kepalanya, pakaian, dan tulisan wasiat. Ini kakak saya," tutur J saat ditemui detikJatim, Minggu (23/6/2024).
4. Terakhir Bertemu Keluarga Saat Idul Adha
Dia menuturkan bahwa pada Idul Adha lalu dirinya masih sempat bertemu dengan sang kakak di kampung halaman. Namun saat itu, ia dan korban tak bertegur sapa.
"Terakhir itu ketemu Senin kemarin, Idul Adha. Hanya papasan gitu, nggak ada omongan apa-apa. Habis itu nggak ketemu lagi," imbuhnya.
5. Hidup Seorang Diri di Kontrakan
Menurutnya, kakaknya K sudah 10 tahun hidup di rumah kontrakan tak jauh dari sanak famili. Dia juga belum pernah berkeluarga hingga akhir hayatnya.
"Belum menikah, hidup sendiri ngontrak di dekat rumah keluarga. Setiap hari buka toko kecil dan orangnya memang pendiam," tutur J.
6. Korban Disebut Pendiam
Kasi Kesra Desa Tugu Sumberjo, Maqfur yang turut mendampingi keluarga korban menuturkan bahwa K memang pendiam.
Maqfur menduga K tidak mau merepotkan keluarga karena informasinya rumah kontrakannya akan habis masa sewanya.
"Iya perjaka almarhum, mungkin ini karena sumpek ya. Informasinya kontraknya rumah mau habis tapi tidak mau ngrepoti keluarga. Sudah diminta tinggal di rumah salah satu keluarga tapi tidak mau," ujar Maqfur.
(hil/dte)