5 Fakta Pilu Pesan Terakhir Korban Tewas Laka Pajero di Tol Semarang-Batang

5 Fakta Pilu Pesan Terakhir Korban Tewas Laka Pajero di Tol Semarang-Batang

Hilda Rinanda - detikJatim
Senin, 24 Jun 2024 10:01 WIB
Rumah salah satu korban tewas, Sudarmajianto di Wonodadi, Blitar
Rumah salah satu korban tewas laka Pajero, Sudarmajianto di Wonodadi, Blitar (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Surabaya -

Status WhatsApp Sudarmajianto (49) ternyata menjadi pesan terakhirnya sebelum tewas dalam laka maut. Warga Blitar ini sempat memosting kata-kata pulang, sebelum ia benar-benar pulang ke Rahmatullah.

Sudarmajianto tewas dalam kecelakaan maut Mitsubishi Pajero Sport yang menabrak truk di Tol Semarang-Batang KM 405, Desa Magelung, Kaliwungu Selatan, Kendal, Sabtu (22/6). Empat orang sekeluarga asal Blitar tewas dalam kecelakaan ini.

Selain Sudarmajianto, korban meninggal lainnya adalah Anas Makrufi (31), Imro'atus Sholikah (43), dan M Rizqi Mustofa Ramadhan (19). Mereka dimakamkan di kampung halamannya, Desa/Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Minggu (23/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 5 Fakta Pilu Pesan Terakhir Korban Tewas Laka Pajero di Tol Semarang-Batang:

1. Kontak Terakhir Sudarmajianto

Ada cerita dari keluarga Sudarmajianto soal pesan terakhir ini. Sudarmajianto seolah meninggalkan pesan terakhir melalui status WhatsApp.

Sudarmiarti (24), anak sulung dari Sudarmajianto menceritakan, dia sempat berkomunikasi dengan ayahnya sebelum Pajero itu celaka.

ADVERTISEMENT

"Kontak terakhir itu Jumat (21/6) sore, kita video call sekitar pukul 17.00 WIB. Saya dan ibu di rumah (video call) dengan bapak dalam perjalanan mau pulang," kata Sudarmiarti kepada detikJatim.

2. Status WhatsApp 'Perjalanan Mulih'

Miarti-panggilan akrabnya- menyebut, sang ayah sempat membuat status di WhatsApp berupa video disertai caption. Padahal, selama ini ayahnya tak pernah bikin status WhatsApp.

"Bapak pertama kali bikin status WA seperti itu, statusnya video pelabuhan saat mau nyeberang dengan caption 'perjalanan mulih iki' (perjalanan pulang ini). Padahal bapak enggak pernah bikin status," jelasnya.

Miarti menambahkan, sang ayah dan keluarga Ali Mustofa sempat mampir untuk beristirahat sambil membeli kopi. Namun, rombongan ini tidak memberi kabar melalui telepon kepada keluarga. Keluarga juga beranggapan, mereka tengah dalam perjalanan pulang ke Blitar.

"Katanya dari sempat mampir ngopi, setelah itu lanjut perjalanan. (Bapak) biasanya sedikit-sedikit telepon, tapi pas Jumat malam itu enggak. Terakhir telepon pas sore, dimatikan karena ibu saya ngerasa sesak dan tidak enak badan," katanya.

3. Rombongan Usai Hadiri Kondangan di Lampung

Sudarmajianto merupakan paman dari Ali Mustofa. Mereka sepakat berangkat ke Lampung untuk menghadiri acara pernikahan. Menurut Miarti, mereka berangkat tanpa firasat khusus.

"Pak Ali yang punya mobil, masih keponakannya Bapak. Bapak ikut berangkat, karena nggak ada feeling apapun. Berangkatnya Senin (17/6) sore, pas Idul Adha. Di sana empat hari, sempat juga main ke rumah saudara saya (dari ibu) yang di Lampung," terangnya.

4. Sempat Tak Tahu Ayah Meninggal

Miarti mengaku mendapatkan kabar kecelakaan bapak dan keluarganya pada Sabtu (22/6) sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, dia hanya mendapatkan kabar bapaknya kecelakaan, tapi tidak diberikan informasi mengenai kondisinya.

"Dapat informasi kalau bapak kecelakaan, tapi tidak tahu kondisinya. Terus dikabari lagi kalau tidak ada. Kemudian, tiba pagi tadi (Minggu) sekitar pukul 01.00 WIB, dengan tiga ambulans. Setelah itu dimakamkan tadi pagi," tandasnya.

5. Korban Lain Kehilangan Anak-Istri

Kepedihan yang sama juga dirasakan oleh Ali Mustofa. Meski selamat dari kecelakaan tersebut, Ali kini hidup sendiri usai kehilangan istri dan anaknya.

Ketua RW 2 Dusun Seduri, Desa/Kecamatan Wonodadi, Hudan Fuadi mengungkapkan, Ali merupakan salah seorang warganya yang sukses. Selama ini, Ali bekerja di Brunei Darussalam. Ali dan Imroatus hanya memiliki satu anak, yakni M Rizqi Mustofa Ramadhan. Keluarga Ali Mustofa dikenal baik dan ramah dengan warga sekitar.

"Baru pulang Minggu (16/6) dari Brunei Darussalam, kemudian Senin (17/6) sore berangkat ke Lampung dengan rombongan keluarganya. Mereka ramah, dan baik," terangnya.

Menurut Hudan, tewasnya Imroatus dan Rizqi menjadi duka mendalam bagi Ali Mustofa. Meskipun Ali sudah berada di rumah duka, namun para tetangga masih enggan bertanya lebih jauh kepada korban untuk menjaga perasaannya.

"Ya pasti masih kaget, kami belum tanya jelas. Hanya sekilas informasi saja yang kami dapat dari warga yang ikut menjemput ke sana," tukasnya.




(hil/dte)


Hide Ads