Rental Mobil Surabaya Blacklist Warga Pati Buntut Pengeroyokan di Sukolilo

Kabar Otomotif

Rental Mobil Surabaya Blacklist Warga Pati Buntut Pengeroyokan di Sukolilo

Septian Farhan Nurhuda - detikJatim
Rabu, 19 Jun 2024 15:30 WIB
Para pengusaha rental mobil mengaku masih minim pemesana imbas larangan mudik. Biasanya dipertengah Ramadhan mulai banyak warga yang menyewa.
Ilustrasi rental mobil. (Foto: Pradita Utama)
Surabaya -

Fenomena blacklist warga Pati pascakasus pengeroyokan bos rental di Desa Sukolilo dilakukan sejumlah perusahaan rental mobil. Salah satunya oleh perusahaan di Surabaya.

Blacklist ini dilakukan usai Desa Sukolilo, Pati dicap sebagai kampung penadah mobil bodong. Tudingan itu dibuktikan temuan polisi atas puluhan kendaraan tanpa pelat dan surat di 3 lokasi.

Salah satu rental mobil yang melakukan blacklist terhadap konsumen Pati adalah PT Rangga Ringgo Transindo (RRT) asal Surabaya. Mereka menyatakan keputusan itu diambil demi kebaikan perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buat warga Pati, terutama warga Desa Sukolilo, sepurane (maafkan), kami tidak lagi mau menyewakan kendaraan kami. Kami akan blacklist semua konsumen yang ber-KTP Kabupaten Pati," demikian tulis akun medsos resmi PT Rangga Ringgo Transindo, dikutip detikOto pada Rabu (19/6/2024).

Blacklist tidak hanya berlaku terhadap konsumen ber-KTP Pati, tetapi juga berlaku terhadap konsumen yang meminjam mobil dengan tujuan ke lokasi tersebut.

ADVERTISEMENT

Selain RRT, rental mobil lain yang melakukan blacklist adalah Rental Mobil Delanggu asal Klaten, Jawa Tengah. Mereka juga menutup pintu untuk konsumen yang hendak pergi ke Pati.

"Blacklist Sukolilo, Pati. Saya (pengusaha) rental mobil di Jawa Tengah, mulai hari ini dan seterusnya saya blacklist semua orderan mobil yang mengarah ke Pati," kata Rental Mobil Delanggu.

Untuk mengklarifikasi kebijakan blacklist itu, detikOto sudah berupaya menghubungi Rangga Ringgo Transindo dan Rental Mobil Delanggu. Namun, hingga berita ini dimuat, keduanya belum membalas.

Menariknya, jika melihat Desa Sukolilo melalui aplikasi Google Street View, bakal terlihat ada banyak mobil dan motor yang tak menggunakan pelat nomor. Ini seakan menguatkan tudingan, kawasan itu identik kendaraan bodong.

Kenyataan itu membuat sejumlah rental mobil mulai berhati-hati menyewakan kendaraannya ke konsumen asal Pati. Bahkan, agar banyak orang tahu, mereka mengumumkannya melalui media sosial resmi.

Muncul Beragam Tag Negatif

Di Google Maps, beragam tag buruk yang diubah tangan-tangan jahil, usai Pati menjadi lokasi tewasnya bos rental gegara dikira maling.

Mulai dari 'kampung pembunuh brutal', 'komunitas penjual mobil ilegal', 'Terima Servis SDM Rendah', 'Basecamp MALING', hingga 'Wisata Gepuk Ndas'. Oknum jahil pengubah tag Sumbersoko itu pun tak diketahui.

Camat Sukolilo Andrik Sulaksono mengaku prihatin dengan beragam tag negatif yang disematkan ke wilayahnya. Dia mengaku banyak mendapat laporan soal perubahan nama Sumbersoko ini dari teman-temannya.

Ternyata perubahan tag nama kampung di Sukolilo ini terjadi berulang kali. Andrik mengaku sudah melaporkan perubahan nama ini ke Kominfo setempat, namun lagi-lagi nama tag itu berubah menjadi negatif.

"Kita sudah sampaikan ke Kominfo dan dari Kominfo sudah melakukan perubahan, dan itu diubah lagi. Saya juga komunikasi dengan Kominfo, jadi Kominfo sudah mengambil langkah, tapi diubah lagi," ujar dia.

Polisi Sita 39 Kendaraan Bodong di Pati

Polda Jateng telah menyita puluhan kendaraan bodong di Kabupaten Pati, Jateng. Barang bukti diamankan dari tiga lokasi berbeda. Rinciannya, 33 unit motor dan enam unit mobil.

"Menindaklanjuti beberapa pelaku yang belum diamankan, Polda Jateng dan Polresta Pati melakukan pencarian di rumah-rumah yang namanya sudah dikantongi. Di samping itu, juga pencarian kendaraan dan mobil yang diduga ada di wilayah Sukolilo yang tidak dilengkapi surat," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Satake Bayu.

Dia juga menjelaskan kegiatan yang dilakukan pada Rabu (12/6) adalah tindak lanjut informasi banyak kendaraan bodong di Sukolilo. Kemudian ditemukan 33 motor dan 6 mobil tanpa dokumen lengkap.

"Tersebar di medsos wilayah itu banyak kendaraan tidak lengkap. Upaya pencarian dan pengecekan di beberapa rumah dan 'showroom'. Ada 33 kendaraan roda dua dan enam mobil," kata Satake.

Artikel ini sudah tayang di detikOto dan detikTravel. Baca selengkapnya di sini dan di sini.




(dpe/dte)


Hide Ads