Ratusan hewan kurban di wilayah Blitar Raya ditemukan terjangkit penyakit cacing hati. Tak hanya sapi, ratusan kambing juga didapati terjangkit cacing hati. Temuan ini ditemukan oleh petugas pemantau saat Idul Adha 1445 Hijriah.
Data sementara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar, sebanyak 128 ekor sapi terkena penyakit cacing hati. Jumlah tersebut merupakan data sementara dari hasil laporan penyembelihan hewan kurban di hari pertama (17/6) dengan total 380 ekor sapi.
Sementara untuk kambing, ada 88 ekor yang terindikasi cacing hati dari total 1.199 ekor kambing kurban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hati hewan kurban yang terkena penyakit cacing kami minta diafkir, kemudian untuk dagingnya masih aman dikonsumsi," kata Kepala DKPP Kota Blitar, Dewi Masitoh saat meninjau pemotongan hewan kurban di hari kedua, Selasa (18/6/2024).
Selain temuan penyakit cacing hati, Dewi menyebutkan, petugas juga menemukan penyakit radang paru-paru pada 21 ekor kambing yang dipotong. Ada pula seekor sapi yang terindikasi PMK, sehingga petugas langsung meminta pemilik untuk mengganti sapi tersebut.
"Kami juga menemukan satu ekor sapi yang hendak dipotong terindikasi terkena PMK dan langsung diganti dengan sapi yang kondisi sehat. Untuk pemantauan akan dilaksanakan sampai dengan besok (19/6), baik di RPH maupun di titik lokasi penyembelihan hewan kurban warga," terangnya.
Sementara di Kabupaten Blitar, petugas pemantau hewan kurban menemukan sekitar 99 ekor sapi dan 101 ekor kambing dengan cacing hati. Adapun jumlah total hewan kurban yang telah dipotong yakni 1.480 ekor sapi, 10.393 ekor kambing, dan 260 ekor domba.
"Seluruhnya masih data sementara, karena penyembelihan hewan kurban masih berlangsung sampai dengan besok. Yang jelas petugas tetap melakukan pemantauan dan melaporkan apabila ada hewan kurban dengan penyakit dan sebagainya," kata Kabid Keswan Kesmavet Disnakkan Pemkab Blitar, Nanang Miftahudin kepada detikJatim, Rabu (18/6/2024).
Menurut Nanang, hewan kurban dengan penyakit cacing hati tidak dapat dilihat dari kondisi fisik hewan. Namun, cacing hati baru dapat diketahui setelah hewan dipotong dan dicek bagian hatinya. Kondisi iklim tropis turut mempengaruhi penyebab hewan kurban terjangkit cacing hati.
"Karena daerah kita ini beriklim tropis, jadi pada umumnya virus ini melalui rumput yang digunakan pakan hewan," lanjut.
Nanang telah mengimbau para peternak untuk memperhatikan kondisi hewan. Seperti memperhatikan bobot tubuh hewan yang tak sepadan dengan pakan yang diberikan.
"Kami juga sudah sering mengimbau untuk penggunaan obat cacing, empat bulan sekali. Nah, kalau hewan ternaknya bobotnya tidak naik meskipun pakannya banyak, itu yang perlu diperhatikan jangan sampai terkena cacing hati," tandasnya.
(hil/iwd)