5 Masjid Besar di Surabaya untuk Salat Idul Adha 2024

5 Masjid Besar di Surabaya untuk Salat Idul Adha 2024

Albert Benjamin Febrian Purba - detikJatim
Minggu, 16 Jun 2024 17:19 WIB
Mengutip situs Bappedalitbang Surabaya, rancang bangun atau desain bangunan MAS dikerjakan tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, bersama konsultan yang telah berpengalaman membangun masjid-masjid besar di Indonesia.
Masjid Al-Akbar Surabaya (Foto: Istimewa/dok.situs Bappedalitbang Surabaya)
Surabaya - Jelang perayaan Idul Adha 1445 Hijriah, muslim di Surabaya disunahkan melaksanakan salat Idul Adha. Berikut ini daftar masjid besar di Surabaya yang dapat menjadi pilihan tempat salat Id.

Berdasarkan hasil sidang isbat penentuan 1 Zulhijah 1445 Hijriah pada Jumat 7 Juni 2024 lalu, Idul Adha 1445 Hijriah jatuh pada Senin 17 Juni 2024. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, Surabaya memiliki sejumlah masjid besar untuk melaksanakan salat Idul Adha.

Rekomendasi Masjid Besar di Surabaya

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut rekomendasi masjid besar di Surabaya untuk salat Idul Adha 2024. Masjid-masjid ini bisa dijadikan tempat salat Idul Adha 17 Juni 2024.

1. Masjid Nasional Al Akbar

Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya mulai dibangun pada 4 Agustus 1995 atas inisiatif Wali Kota Surabaya saat itu H Soenarto Soemoprawiro. Pembangunan ini dimulai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan Wakil Presiden RI Try Sutrisno.

Namun, proyek ini sempat terhenti sementara akibat krisis moneter. Pada 1999, pembangunan masjid dilanjutkan dan akhirnya selesai pada 2001. Masjid ini diresmikan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid pada 10 November 2000.

Alamat: Jalan Masjid Al-Akbar Timur Nomor 1, Pagesangan, Kecamatan Jambangan, Surabaya

2. Masjid Sunan Ampel

Masjid Ampel didirikan pada 1421 oleh Sunan Ampel dengan bantuan sahabatnya Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, serta para santrinya. Masjid ini terletak di atas lahan seluas 120x180 meter persegi di Desa Ampel, yang kini dikenal sebagai Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya, atau sekitar 2 km ke arah timur dari Jembatan Merah.

Tidak diketahui secara pasti kapan pembangunan masjid ini selesai. Selain mendirikan masjid, Sunan Ampel juga mendirikan Pondok Pesantren Ampel. Sejak 1972, Pemkot Surabaya menetapkan kawasan Masjid Agung Sunan Ampel sebagai tempat wisata religi.

Alamat: Jalan Petukangan I, Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya

3. Masjid Kemayoran

Masjid yang memiliki nama resmi Roudhotul Musyawarah ini merupakan hibah dari pemerintah Kolonial Hindia Belanda kala itu. Masjid yang terletak tepat di seberang gedung DPRD Jatim ini didirikan pada 1932.

Pembangunan masjid ini diinisiasi pemerintah Hindia Belanda sebagai pengganti Masjid Surapringga yang digusur paksa untuk kepentingan perluasan dinding benteng. Penggusuran masjid ini sempat mendapatkan perlawanan, salah satunya Kiai Badrun atau dikenal sebagai Kiai Sedo Masjid.

Alamat: Jalan Indrapura, Nomor 2, Surabaya

4. Masjid Rahmat

Masjid Rahmat merupakan masjid tertua di Surabaya, yang awalnya hanya berupa gubuk sederhana dengan atap bambu dan jerami. Ketika Raden Rahmat (Sunan Ampel) tiba dari kawasan Majapahit, ia melintasi Sungai Brantas dan singgah di Kembang Kuning, di mana ia memutuskan menyebarkan agama Islam.

Di Kembang Kuning, Raden Rahmat berduel dengan Mbah Wirasoeroyo, tokoh setempat yang masih beragama Hindu. Setelah memenangkan duel, Mbah Wirasoeroyo mengikuti ajaran Islam yang disampaikan Raden Rahmat. Di gubuk tersebut, Raden Rahmat mulai berdakwah.

Seiring waktu, setelah meninggalnya Wirasoeroyo (yang dikenal sebagai Mbah Karimah), masjid tersebut terbengkalai dan tertutup hutan belantara. Beberapa puluh tahun kemudian, masjid ini ditemukan kembali oleh penduduk sekitar dan dikenal sebagai Masjid Tiban. Mbah Karimah dimakamkan tidak jauh dari lokasi Masjid Rahmat.

Alamat: Jalan Kembang Kuning Nomor 79-81, Darmo, Wonokromo

5. Masjid Muhammad Cheng Hoo

Pada pintu masjid ini terdapat desain menyerupai pagoda. Di puncak pagoda, terdapat relief naga dan patung singa yang terbuat dari lilin dengan lafaz Allah yang ditulis dalam huruf Arab. Masjid Cheng Ho Surabaya adalah masjid pertama di Indonesia yang mengusung nama muslim Tionghoa dan menjadi lambang perdamaian antarumat beragama.

Nama masjid ini diambil dari Cheng Ho, seorang muslim berperawakan tinggi yang pernah berlayar dari China hingga ke pantai Afrika. Kedatangan Cheng Ho pada masa itu disambut baik karena ia selalu menghormati wilayah-wilayah yang ia kunjungi.

Alamat: Jalan Gading, Ketabang, Kecamatan Genteng, Surabaya

Tata Cara Salat Idul Adha

Dilansir dari laman NU Online, berikut tata cara salat Idul Adha menurut penjelasan KHR Asnawi, salah satu pendiri NU asal Kudus, dalam kitabnya Fashalatan, tata cara pelaksanaan salat Idul Adha.

1. Niat

Salat dimulai dengan niat. Niat ini sunnah untuk dilafalkan untuk membimbing hati. Berikut adalah niat salat Idul Adha.

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى

Latin: Ushallî sunnatan li 'îdil adlhâ (imâman/makmûman) rak'ataini lillâhi ta'âlâ.

Artinya: Aku berniat salat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala.

Jika salat dilaksanakan sendirian, tidak perlu menambahkan kata dalam kurung (imâman atau makmûman).

2. Takbiratul Ihram

Setelah niat, dilanjutkan dengan takbiratul ihram sebagaimana salat biasa. Setelah membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan tujuh kali takbir pada rakaat pertama, sambil mengangkat tangan. Di antara takbir tersebut, dianjurkan membaca.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Latin: Allahu akbar kabira walhamdu lillahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila.

Artinya: Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang." Atau dapat membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Latin: Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar.

Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.

3. Bacaan Surah

Setelah itu, membaca surah Al-Fatihah diikuti surah Al-A'lâ. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.

4. Rakaat Kedua

Berdiri untuk rakaat kedua, melakukan lima kali takbir sambil mengangkat tangan dan melafalkan "allâhu akbar" seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir tersebut, disunahkan membaca kembali bacaan takbir sebagaimana sebelumnya.

Setelah itu, membaca surah Al-Fatihah dan dianjurkan membaca surah Al-Ghâsyiyah. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, iktidal, sujud, dan seterusnya hingga salam.

5. Khutbah

Setelah salat, jemaah disunahkan mendengarkan khutbah Idul Adha. Namun, khutbah ini tidak wajib bagi mereka yang melaksanakan salat sendirian.

Dengan berbagai pilihan masjid besar di Surabaya, muslim dapat dengan nyaman melaksanakan salat Idul Adha 1445 Hijriah. Semoga perayaan Idul Adha tahun ini membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi seluruh umat. Selamat merayakan Idul Adha!

Artikel ini ditulis oleh Albert Benjamin Febrian Purba, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.


(irb/iwd)


Hide Ads