- Jumlah Rakaat Salat Idul Adha
- Waktu Pelaksanaan Salat Idul Adha
- Tata Cara Salat Idul Adha 1. Membaca Niat Salat Id 2. Takbiratul Ihram 3. Takbir Tambahan 4. Membaca Surah Al-Fatihah 5. Membaca Surah Pendek 6. Urutan Salat pada Umumnya 7. Takbir Rakaat Kedua 8. Membaca Surah Al-Fatihah 7. Membaca Surah Pendek 10. Melanjutkan Gerakan Salat
- Bacaan Bilal Idul Adha 1. Bacaan Bilal Sebelum Salat Id 2. Bacaan Bilal Setelah Salat Id 3. Bacaan Bilal Sebelum Khutbah
- Khutbah Usai Salat Idul Adha
Salat Id merupakan salah satu ibadah sunah saat hari raya Idul Adha. Lantas, bagaimana tata caranya? Simak tata cara salat Idul Adha lengkap niat dan zikirnya.
Salat Idul Adha adalah salat sunah yang dikerjakan pada 10 Zulhijah. Meski hukumnya sunah, Rasulullah SAW sangat menganjurkan muslim melaksanakan salat id.
Hal ini sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam sebuah hadis di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami diperintahkan keluar untuk sholat Hari Raya, bahkan anak-anak gadis juga diperintahkan keluar dari rumahnya untuk melakukan sholat Hari Raya dan juga perempuan-perempuan yang sedang haid, tetapi mereka hanya berada di belakang orang-orang yang mengerjakan sholat serta mereka ikut bertakbir dan berdoa bersama-sama mengharapkan keberkahan dan kesucian hari itu." (HR Bukhari)
Jumlah Rakaat Salat Idul Adha
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan antara pelaksanaan salat Id pada Idul Fitri dan Idul Adha. Sebab, keduanya dikerjakan dengan tata cara dan jumlah rakaat yang sama.
Jumlah rakaat salat hari raya adalah dua rakaat. Hal tersebut disampaikan Umar bin Khattab RA dalam hadis berikut.
"Salat Jumat dua rakaat, salat Idul Fitri dan Idul Adha dua rakaat, salat safar dua rakaat secara sempurna tidak ada qashar (meringkas) berdasarkan sabda Rasulullah SAW." (HR An-Nasa'i)
Waktu Pelaksanaan Salat Idul Adha
Salat Idul Adha dikerjakan pada 10 Zulhijah. Menurut madzhab syafi'i, beberapa ulama sepakat tentang akhir waktu salat Id. Konsensus di antara mereka adalah waktu salat Id berakhir saat matahari tergelincir.
وَاتَّفَقَ الْاَصْحَابُ عَلَي اَنَّ آخِرَ وَقْتِ صَلَاةِ الْعِيدِ زَوَالُ الشَّمْسِ
Artinya: Ulama dari kalangan madzhab Syafi'i sepakat bahwa waktu akhir pelaksanaan shalat id adalah ketika tergelincirnya matahari. (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz VII, halaman 7).
Ada dua pendapat mengenai awal waktu salat Id. Pendapat pertama menjelaskan awal waktu salat Id adalah mulai terbitnya matahari. Tapi, yang lebih utama salat Id ditangguhkan hingga matahari setinggi ukuran satu tombak.
Keterangan ini sebagaimana didokumentasikan Muhyiddin Syarf An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, juz VII, halaman 7).
وَفِى اَوَّلِ وَقْتِهَا وَجْهَانِ (اَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْمُصَنِّفُ وَصَاحِبُ الشَّامِلِ وَالرُّويَانِىُّ وَآخَرُونَ اَنَّهُ مِنْ اَوَّلِ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَالْاَفْضَلُ تَأْخِيرُهَا حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ قَدْرَ رَمْحٍ
Artinya: Mengenai waktu awal pelaksanaan shalat Id terdapat dua pendapat. Pendapat yang paling sahih, dan ditegaskan pengarang kitab Al-Muhadzdzab (Abu Ishaq Asy-Syirazi), penulis kitab Asy-Syamil, Ar-Ruyani dan ulama yang lain adalah bahwa awal waktu pelaksanaan shalat Id mulai dari terbitnya matahari. Yang paling utama adalah menangguhkan shalat Id sampai naiknya matahari seukuran satu tombak.
Sementara pandangan kedua mengatakan awal waktu salat Id saat matahari naik. Hal ini sebagaimana menurut Muhyiddin Syarf An-Nawawi, dalam Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, juz VII, halaman 7.
(وَالثَّانِيُّ) أَنَّهُ يَدْخُلُ بِارْتِفَاعِ الشَّمْسِ وَبِهِ قَطَعَ البَنْدَنيِجِيُّ وَالْمُصَنِّفُ فِي التَّنْبِيهِ وَهُوَ ظَاهِرُ كَلَامِ الصَّيْدَلَانِىُّ وَالْبَغَوِىُّ وَغَيْرُهُمَا
Artinya: Pendapat kedua menyatakan bahwa masuknya waktu shalat Id adalah ketika naiknya matahari. Pendapat ini ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Pendapat ini zhahirnya adalah ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi dan selain keduanya.
Merujuk pada penjelasan tersebut, pendapat yang dianggap paling sahih yaitu awal waktu salat Id dimulai saat matahari terbit. Sedangkan, akhir waktunya ketika matahari tergelincir.
Baca juga: Tata Cara Salat Idul Adha di Rumah |
Tata Cara Salat Idul Adha
Adapun berikut tuntunan salat Idul Adha lengkap mulai dari niat hingga salam seperti dikutip laman Nahdlatul Ulama (NU) Online. Tata cara salat Idul Adha bisa dijadikan panduan melaksanakan ibadah sunah ini.
1. Membaca Niat Salat Id
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا/مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatan li Idil Adhā rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an imāman/ma'mūman lillāhi ta'ālā.
Artinya: Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Adha dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam/makmum karena Allah SWT.
2. Takbiratul Ihram
3. Takbir Tambahan
Takbir tambahan sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama. Adapun setiap jeda takbir disunahkan membaca zikir berikut ini.
سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Latin: Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar, wa lâ haula walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil azhîm.
4. Membaca Surah Al-Fatihah
5. Membaca Surah Pendek
Setelah membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca salah satu surah pendek di dalam Al-Qur'an. Disunahkan membaca surah Al-A'la pada rakaat pertama.
6. Urutan Salat pada Umumnya
Seperti salat pada umumnya, setelah membaca surah pendek, mengerjakan rukuk, iktidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud. Urutan salat seperti pada umumnya ini dikerjakan berurutan hingga berdiri rakaat kedua.
7. Takbir Rakaat Kedua
Melakukan takbir rakaat kedua sebanyak lima kali dengan membaca doa sebagaimana doa zikir pada rakaat pertama.
8. Membaca Surah Al-Fatihah
Masih sama seperti rakaat pertama, saat berdiri rakaat dua membaca surah Al-Fatihah. Surah Al-Fatihah dibaca setelah melakukan takbir lima kali.
7. Membaca Surah Pendek
Setelah membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca salah satu surah pendek di dalam Al-Qur'an. Disunahkan membaca surah Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.
10. Melanjutkan Gerakan Salat
Setelah membaca Al-Fatihah dan surah pendek, dilanjutkan mengerjakan urutan salat seperti pada rakaat pertama. Seperti mengerjakan rukuk, iktidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud hingga salam.
Bacaan Bilal Idul Adha
Berdasarkan KBBI, bilal merupakan seseorang yang mengumandangkan azan atau menyerukan salat. Pada pelaksanaan salat Id, terdapat bacaan bilal saat sebelum salat, setelah salat, dan sebelum khutbah Idul Adha.
1. Bacaan Bilal Sebelum Salat Id
الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ صَلَاةً جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ صَلَاةً جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى جَامِعَةً لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Latin: Ash-shalaatu sunnatan li'iidil adhaa rak'ataini shalaatan jaami'atan rahimakumullaah. Ash-shalaatu sunnatan li'iidil adhaa rak'ataini shalaatan jaami'atan rahimakumullaah. Ash-shalaatu sunnatan li'iidil adhaa laa ilaaha illallaah.
Artinya: (Marilah kita) sholat sunnah Idul Adha dua rakaat secara berjamaah. Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepada kalian semua. (Marilah kita) sholat sunnah Idul Adha dua rakaat secara berjamaah. Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepada kalian semua. (Marilah kita) sholat sunnah Idul Adha berjamaah. Tiada tuhan selain Allah.
2. Bacaan Bilal Setelah Salat Id
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، إِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمُ عِيْدِ الْأَضْحَى وَيَوْمُ السُّرُوْرِ وَيَوْمُ الْمَغْفُوْرِ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامَ، إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ أَنْصِتُوْا أَثَابَكُمُ اللهُ، وَاسْمَعُوْا أَجَارَكُمُ اللهُ، وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ الله
Latin: Ma'aasyiral muslimina wa zumratal mu'miniina rahimakumullaah, i'lamuu anna yaumakum haadzaa yaumu 'iidil adha wa yaumus suruuri wa yaumul maghfuuri, ahalallahu lakum fiihith tha'aama wa harrama 'alaikumush shiyaama, idzaa sha'idal khatiibu 'alal minbari anshituu atsaabakumullaahu, wasma'uu ajaarakumullaahu, wa athii'u rahimakumullaah.
Artinya: "Wahai sekalian kaum muslimin dan golongan kaum mukminin, semoga Allah memberi rahmat kepada kalian. Ketahuilah sesungguhnya hari kalian ini adalah hari Idul Adha, hari bahagia, dan hari pengampunan. Allah menghalalkan bagi kalian makan pada hari itu dan Allah mengharamkan bagi kalian puasa pada hari itu. Apabila khatib naik ke atas mimbar, perhatikanlah, dengarkanlah dan taatilah, semoga Allah memberi rahmat kepada kalian."
3. Bacaan Bilal Sebelum Khutbah
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ . اللَّهُمَّ قَوِّ الْإِسْلَامَ وَالْإِيْمَانَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِ الدِّيْنِ، رَبِّ إخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Latin: Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammad, allahumma shalli 'ala sayidina wa maulaana muhammad, Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina wa maulana muhammad wa 'ala aali sayyidina muhammad. Allahumma qawwil islam wal imaana minal muslimiin wal muslimaat wal mu'miniina wal mu'minaat al ahyaa-i minhum wal amwaat, wanshurhum 'ala mu'aaniddiin, rabikhtim lanaa minka bil khair, wa ya khairan naashiriina birahmatika yaa arhamarraahimiin.
Artinya: Ya Allah, kuatkanlah keislaman dan keimanan kaum muslimin (laki-laki) dan muslimat (perempuan), kaum mukminin (laki-laki) dan mukminat (perempuan), yang masih hidup dari mereka semua dan juga yang sudah meninggal, mudahkanlah mereka untuk mengokohkan agama, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan kebaikan, wahai Tuhan sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang.
Khutbah Usai Salat Idul Adha
Seusai salat Idul Adha, jemaah dianjurkan melanjutkannya dengan mendengarkan khutbah yang disampaikan khatib. Khutbah salat Id merupakan aktivitas yang dilakukan Rasulullah SAW. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Ibnu Abbas RA dalam sebuah riwayat hadis. Ia berkata:
"Aku menyaksikan Hari Raya bersama Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar, dan Usman. Mereka semua sholat sebelum khutbah." (HR Bukhari, Muslim Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, Malik, Ad-Darimi, dan Ahmad)
Berbeda dari khutbah pada salat Jumat, khutbah salat Id hanya dilakukan sebanyak satu kali. Selain itu, khutbah disampaikan setelah salat seperti kebiasaan Rasulullah SAW. Diriwayatkan Abu Said Al-Khudzri RA, ia berkata:
"Rasulullah SAW keluar pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha ke tanah lapang, lalu pertama kali yang ia lakukan adalah sholat, kemudian beliau beranjak dan berdiri menghadap orang-orang yang sedang duduk di barisan, lalu beliau memberi nasihat dan memerintahkan sesuatu. Jika beliau ingin mengutus pasukan ke sebuah wilayah, beliau menghentikan (khutbahnya). Atau jika ingin menyuruh sesuatu, beliau langsung memerintahkan lalu pergi." (HR Bukhari)
Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(auh/irb)