Ngalam Mbois: Kisah Alan Pemuda Kota Malang yang Pilih Jadi Pandai Besi

Ngalam Mbois: Kisah Alan Pemuda Kota Malang yang Pilih Jadi Pandai Besi

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 10 Jun 2024 14:37 WIB
Pandai besi Kota Malang
Alan, pandai besi muda di Kota Malang. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Anak muda zaman sekarang jarang untuk memilih pandai besi sebagai pekerjaannya. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Muhammad Alan (21), pemuda asal Kota Malang.

Di usianya yang masih muda, dengan tangan lihainya Alan menempa besi layaknya para profesional. Berbagai perkakas untuk keperluan pertanian hingga pertukangan telah dia buat.

Alan sendiri sudah menekuni pandai besi selama kurang lebih 6 tahun. Pekerjaan pandai besi yang dia jalani saat ini sudah turun-temurun dari keluarganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang ini turunan dari buyut, terus diwariskan ke kakek, bapak dan sekarang saya. Saya ini masuk dalam generasi kelima," ujarnya saat ditemui detikJatim di bengkelnya, Jalan Binor Bawah 8B, RT 10/RW 14, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Senin (10/6/2024).

Alumnus jurusan keperawatan SMK Kesehatan Adi Husada itu mengaku sudah tertarik dengan pandai besi sejak kecil. Hal itu yang membuatnya bertekad untuk melanjutkan usaha turun temurun tersebut.

ADVERTISEMENT

"Jadi cucu kakek saya ada 12 dan yang tertarik hanya saya saja. Sejak kecil saya memang sudah dimbing untuk mande. Sering melihat proses pembuatannya juga," terang Alan.

"Saya bersyukur banyak yang mengenal pandai besi ngujil ini. Mereka banyak yang berlangganan karena percaya dengan kualitas dan hasil buatan dari sini," sambungnya.

Dalam pengerjaan, Alan dibantu kakek dan satu orang karyawan. Tak jarang Alan juga harus mengerjakan perkakas sendirian.

"Jadi kalau karyawan lagi libur dan kakek gak bisa bantu ya saya kerjakan sendirian. Sudah biasa sih," kata dia.

Untuk pesanan yang dia dapat biasanya menyesuaikan dengan musim. Misal, ketika musim kemarau banyak permintaan pembuatan cangkul, linggis, palu dan masih banyak lagi.

"Kalau musim hujan pesanan banyak itu arit sama gancu. Terus kalau iduladha gini pisau potong untuk kurban, seperti pisau sembelih, pisau sayat kulit dan daging," tuturnya.

Sejauh ini dia telah menerima pesanan baik dari Malang Raya maupun luar daerah. Paling jauh dia mendapat pesanan membuat kapak dari Jakarta.

"Harga pembuatan perkakas biasanya antara Rp 50 ribu sampai dengan Rp 400 ribu. Kalau kayak pedang buat pendekar bisa sampai Rp 550 ribu," ungkapnya.

"Beda lagi kalau servis saja biasanya antara Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu," sambungnya.

Ngalam Mbois adalah rubrik spesial detikJatim yang mengupas seputar seluk-beluk, capaian, prestasi, dan kelokalan khas yang ada di Malang Raya. Ngalam Mbois tayang setiap hari Senin.




(hil/dte)


Hide Ads