4 Pilar di Balik Viral Masjid Konsulat Pemuda Surabaya Beri Makan Gratis

4 Pilar di Balik Viral Masjid Konsulat Pemuda Surabaya Beri Makan Gratis

Ardian Dwi Kurnia - detikJatim
Minggu, 09 Jun 2024 12:51 WIB
Semua orang bisa makan gratis di Masjid Pemuda Konsulat Surabaya
Warga yang makan gratis di Masjid Pemuda Konsulat Surabaya (Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJatim)
Surabaya -

Meskipun ukuran bangunannya relatif kecil, Masjid Konsulat Pemuda Surabaya memberi manfaat besar bagi masyarakat. Sebab, masjid yang terletak di Jalan Kalikepiting Nomor 111, Pacar Kembang, Surabaya ini dibuka 24 jam dan menyediakan makan hingga tempat tidur gratis.

"Semua orang boleh datang dan makan di sini. Hari Senin dan Kamis, kita sediakan saat waktu buka puasa. Selasa, Rabu, dan Jumat ketika jam makan siang," kata pengurus Masjid Konsulat Pemuda Surabaya, Ramadhan Surohadi pada detikJatim, Minggu (9/6/2024).

"Kita juga terbuka 24 jam jika ada yang ingin datang untuk istirahat. Bahkan kalau ada yang mau mandi, silakan saja, sangat diperbolehkan," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak didirikan sekitar 2 tahun silam, masjid ini memang berkomitmen untuk totalitas melayani masyarakat. Ada empat prinsip "Baitul" yang diterapkan masjid ini agar komitmen tersebut terlaksana.

Masjid Konsulat Pemuda SurabayaSeorang anak melafalkan azan di Masjid Konsulat Pemuda Surabaya Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJatim

"Kita ada empat pilar untuk membangun masjid ini, yang pertama Baitullah, yaitu bagaimana kita bisa melayani masyarakat dan menjadikan masjid ini tempat ibadah," ungkap pria yang akrab disapa Rama ini.

ADVERTISEMENT

"Bagaimana caranya salatnya tepat waktu, ada yang azan, iqamah, tempatnya bersih, siap untuk sujud, sarana prasarananya ada. Biar budaya sederhana tapi kita siapkan semaksimal mungkin," sambungnya.

Prinsip kedua yang dijalankan masjid ini adalah Baitulquran. Pilar ini dimaksudkan untuk menciptakan insan yang pandai membaca dan menghafal Al-Qur'an sekaligus mengamalkannya.

"Untuk Baitul Quran kita terapkan konsep takifa. Belajar dulu tauhidnya, adab, karakter, ilmu, fisik, baru kita bicara amal. Jadi kalau belum selesai urusan adab dan karakter, kita nggak mengarahkan mereka untuk berbisnis di luar," jelas Rama.

"Teman-teman yang kita sudah anggap mampu, baru kita beri amanah lebih untuk memegang usaha dan masuk ke Baitulmal," imbuhnya.

Baitulmal merupakan pilar ketiga Masjid Konsulat Pemuda. Konsep ini diterapkan untuk mengelola keuangan masjid supaya dana yang masuk dapat segera disalurkan.

"Awalnya masjid ini tidak ada kotak amal karena kita fokus pada Baitullah dan Baitulquran. Baru kita belajar menata keuangan masjid, apa itu zakat, infak, sedekah, dan wakaf, harus dikelola dengan baik," tutur Rama.

"Maksimal dalam dua bulan, bagaimana dana itu harus habis dan kembali kepada masyarakat. Salah satunya lewat program Warung Makan Gratis. Kalau dananya besar, kita tambah porsi makanan atau support ke pesantren anak yatim dan penghafal Al-Qur'an," tambahnya.

Setelah baitulmal terlaksana, pilar terakhir yang dijalankan masjid ini adalah baitulmuamalah. Prinsip ini bertujuan untuk menopang operasional Masjid Konsulat Pemuda tanpa mengambil dana infak.

"Untuk operasional pengasuh dan lain-lain, kita tidak mengambil infak sama sekali. Jadi betul-betul dari amal usaha," terang Rama.

"Hasilnya berapapun, itu yang kita gunakan. Bahkan pernah dalam satu bulan itu nggak ada sama sekali pemasukan, karena waktu itu belum ada amal usaha," tukasnya.

Saat ini, ada beberapa amal usaha yang dikomandoi Masjid Konsulat Pemuda untuk menopang operasionalnya. Antara lain, branding media sosial, keripik usus, kedai teh, servis AC, dan toko buah.

Sebelumnya, masjid ini sempat viral di media sosial. Banyak yang kagum dengan masjid kecil ini. Sebab, selain menyediakan makan gratis, masjid ini juga menyediakan tempat tidur atau matras gratis. Bahkan, siapapun bisa mandi dengan sabun dan sampo yang disediakan gratis.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads