Wisatawan asal Blitar bernama Bagus Aldivo memviralkan warung di Telaga Sarangan getok harga nasi goreng (nasgor) Rp 225 ribu. Pemilik warung tersebut merasa difitnah karena warungnya telah memajang harga menu di tembok. Disbudpar Magetan pun buka suara soal fitnah tersebut.
Kabid Pengelolaan Pariwisata Disbudpar Kabupaten Magetan Eka Radityo menyebut harga makanan di lokasi wisata sebenarnya relatif. Menurutnya, patokan harga mahal dan murah itu bergantung lokasi berjualan.
"Memang masalah harga itu sebenarnya relatif. Sangat tergantung pembeli dan di mana dia membeli. Tapi paling gampang memang membandingkan dengan di sekitarnya," kata Eka saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (8/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku tidak ada batasan harga tertinggi makanan di lokasi wisata Telaga Sarangan. Untuk itu, ia meminta pengunjung lebih selektif dalam memilih tempat makan, terutama di lokasi wisata.
"Tapi paling gampang memang memperbandingkan dengan di sekitarnya. Apalagi memang tidak ada batas tertinggi untuk makanan seperti itu kan," papar Eka.
Sebelumnya diberitakan, Bagus mengaku kena getok membayar nasi goreng seharga Rp 225 ribu di warung Telaga Sarangan. Ia membagikan pengalaman buruknya di media sosial. Curhatnya soal nasi goreng harga selangit itu viral dalam video berdurasi 3 menit yang tersebar ke sejumlah grup-grup WhatsApp.
Bagus mengaku ia dan adiknya terkejut dengan harga makanan di warung tersebut. Saat itu, dia memesan tiga porsi nasi goreng, capcai, es jeruk, dan teh manis. Betapa terkejutnya Bagus ketika membayar, dia digetok Rp 225 ribu untuk seluruh menu yang sudah dipesan.
"Nah, teman-teman semuanya, jadi aku mau sharing buat kalian semua yang mau liburan ke Telaga Sarangan Magetan, hati-hati. Kalau mau beli makan di warung sekitar Telaga sarangan aku saranin ya mending kalau pagi kalian beli sego (nasi) pecel keling yang digendong jarit ibu-ibu, kalau malam juga kalian beli sate kelinci sama lontong itu masuk akal (harga)," kata Bagus.
(irb/dte)