Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan HUT Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI). Dalam perayaan ini para tamu undangan dijamu di tebing batu bekas tambang.
Diketahui, tempat tersebut bernama Tebing Kepuh, area bekas tambang batu di Kecamatan Gandusari, Trenggalek yang disulap menjadi panggung dan layar raksasa dalam menyambut delegasi APKASI dari berbagai daerah, pada Jumat (8/6).
Tak hanya itu, tebing yang menjulang tinggi ini menampilkan dekorasi visual dengan sentuhan kreativitas yang mengiringi penampilan seni tari 'Sri Gendam'. Tarian ini menceritakan mengenai eksplorasi alam secara berlebihan yang justru akan membawa kerusakan dan kerugian bagi masyarakat luas dalam wujud bencana alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam acara perayaan ini, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin atau Mas Ipin, sapaan akrabnya, menjelaskan pemilihan Tebing Kepuh sebagai lokasi jamuan ini karena untuk menunjukkan energi bahwa jika dulu ada tambang yang merusak bisa dikreasikan, tanpa harus dirusak kembali.
"Makanya kenapa kita pilih Tebing Kepuh sebagai welcoming dinner kita hosting disini ini menunjukkan semangat bahwa eh dulu yang tambang dan merusak itu bisa di create menjadi tempat kreatif tanpa harus diambil atau di rusak," ungkap Mas Ipin dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/6/2024).
Hal ini selaras dengan beberapa negara yang telah terjadi bencana hidrometrologi dan pemanasan global akibat dampak eksplorasi alam yang dilakukan secara berlebihan.
Dalam kesempatan yang sama, Mas Ipin juga mengungkapkan bahwa Trenggalek juga menjadi salah satu daerah yang mendapatkan Renewable Energy Certificate.
"Jadi event ini semuanya kelistrikannya bersumber dari energi yang terbarukan. Bahkan diperkantoran juga kita sertifikatkan untuk dialiri listrik dari sumber energi terbarukan. Kebetulan kita memilih dari PLTA Cirata," kata Mas Ipin.
"Ini juga menjadi komitmen Trenggalek karena kita juga bercita-cita menuju Net Zero Carbon di 2045," imbuhnya.
(prf/ega)