Keresahan dialami salah satu wisatawan Telaga Sarangan, Magetan. Dia kena getok membayar nasi goreng seharga Rp 225 ribu di salah satu warung yang ada di objek wisata tersebut.
Wisatawan itu membagikan pengalaman buruknya di media sosial. Curhatnya soal nasi goreng harga selangit itu viral dalam video berdurasi 3 menit. Video itu tersebar ke sejumlah grup-grup WhatsApp.
Pengunjung itu terindentifikasi bernama Bagus Aldivo asal Blitar. Dia mengingatkan kepada wisatawan lain untuk berhati-hati memilih tempat makan. Terutama di warung yang terletak di pinggir jalan dekat pertigaan sebelum masuk area Telaga Sarangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagus mengaku bahwa dia dan adiknya terkejut dengan harga makanan di warung tersebut. Saat itu, dia memesan tiga porsi nasi goreng, capcai, es jeruk, dan teh manis. Betapa terkejutnya Bagus Ketika membayar, dia digetok Rp225 ribu untuk seluruh menu yang sudah dipesan.
"Aku lagi ada di Telaga Sarangan (Magetan). Kita lagi makan dengan teman-teman di sini ada kesukanku ada uritan usus. Kita lagi tunggu makanan lagi pesen makanan nasgor dan cap jay," ucap pria bernama Bagus, dalam video yang dilihat detikJatim, Kamis (6/6/2024).
"Nah, teman-teman semuanya, jadi aku mau sharing buat kalian semua yang mau liburan ke Telaga Sarangan Magetan, hati-hati. Kalau mau beli makan di warung sekitar Telaga sarangan aku saranin ya mending kalau pagi kalian beli sego (nasi) pecel keling yang digendong jarit ibu-ibu, kalau malam juga kalian beli sate kelinci sama lontong itu masuk akal (harga)," sambung Bagus.
Bagus tidak mau menyebutkan nama warung namun menjelaskan ciri-ciri tempat makan yang di singgahinya.
"Warungnya berada pinggir jalan sebelum pertigaan (dari arah loket sisi utara), warungnya warna hijau, kursi hijau," sebut Bagus.
Kabid Pengelolaan Pariwisata Disbudpar Kabupaten Magetan Eka Radityo membenarkan kejadian tidak mengenakkan yang dialami wisatawan Telaga Sarangan tersebut.
"Betul (infonya di Telaga Sarangan), tapi detailnya kejadian kapan kita masih klarifikasi" ujar Eka kepada detikJatim.
Eka mengaku bahwa saat ini pihaknya telah memanggil pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Sarangan.
"Sementara biar dilakukan pembinaan internal oleh PHRI," tandas Eka.
(hil/dte)