Puluhan warga tampak menggotong seorang nenek menggunakan bambu. Mereka tampak berhati-hati. Dengan perlahan, mereka membawa nenek tersebut menuruni jalanan terjal yang aksesnya masih berupa tanah. Video berdurasi 24 detik ini pun viral di media sosial hingga aplikasi perpesanan.
Nenek tersebut terpaksa harus digotong karena sakit, demi bisa mendapat perawatan kesehatan yang layak. Tampak, warga gotong royong menggotong nenek dengan dudukan yang dipasang di sebilah bambu.
Setelah ditelusuri, kejadian ini berlangsung di Lingkungan Wonopuro, Dukuh Sidowayah, Desa Sidoharjo, Jambon, Ponorogo. Nenek yang digotong itu bernama Boirah (80). Ia mengalami sakit jantung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari Selasa (28/5) lalu mbah kan sakit, karena akses jalan tidak bisa dilalui mobil. Akhirnya dipikul," tutur anak Boirah, Sakim kepada wartawan, Kamis (30/5/2024).
Sakim menerangkan, kondisi jalan di desanya memang rusak parah. Bahkan masih berupa tanah liat. Saat musim hujan, jalan di lingkungan Wonopuro ini juga licin.
"Warga sini memang kebiasaannya kalau ada yang sakit perlu diperiksa, biasanya digotong ke bawah untuk dapat pengobatan, nanti pulang ke rumah ya digotong lagi," terang Sakim.
Menurutnya, jalanan ini tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Bahkan, roda dua pun sulit jika tidak terbiasa melintasi jalan ini.
"Jaraknya sekitar 2 kilometer biasanya butuh waktu 20 menit buat ke bawah atau jalan raya," jelas Sakim.
Sementara itu, warga lain, Daimin menambahkan kondisi ini sudah berlangsung sejak dulu. Warga sudah terbiasa bergotong-royong menggotong warga yang sakit, melahirkan maupun meninggal dunia. Baik dari arah bawah maupun dari atas bukit.
"Jadi harus digotong atau dipikul, karena kendaraan kesulitan aksesnya," ungkap Daimin.
Bahkan karena sulitnya akses jalan ini, dokter dan bidan enggan memeriksa warga Dukuh Sidowayah. "Bidan, dokter ke sini nggak mau, karena jalannya nggak bisa dilewati kendaraan," imbuh Daimin.
Daimin menceritakan, pernah dua kali kejadian, ada warga yang ingin melahirkan dan hendak dibantu bidan. Namun saat di tengah perjalanan dan digotong warga, tiba-tiba ia melahirkan. Akhirnya, tidak jadi dibawa ke bidan. Justru dibawa kembali di rumah untuk perawatan.
"Obatnya saja yang dibelikan di bawah, terus dibawa pulang," pungkas Daimin.
Pemdes Sidoharjo buka suara soal video tersebut.
"Memang benar ada nenek yang digotong dengan bambu karena memang kondisi jalan rusak," kata Kepala Desa Sidoharjo Sarmin kepada wartawan, Kamis (30/5/2024)
Sarmin menjelaskan jalan itu adalah jalan menuju satu RT di wilayah Wonopuro, Dukuh Sidowayah, Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon. Di desa itu ada sebanyak 140 jiwa dari 37 KK.
"Lokasi rumah warga itu memang tanah (milik) warga, tapi jalan yang dilewati itu jalan milik Perhutani. Jadi pihak desa tidak bisa berbuat apa-apa," kata Sarmin.
Menurutnya, Pemdes siap untuk membangun jalan itu. Namun karena terganjal status tanah jalan milik Perhutani, Pemdes tidak berani memperbaiki jalan sejauh 2 kilometer itu.
"Sebenarnya desa ini mau membangun tapi nggak berani, karena jalanan masih milik Perhutani dan tidak diperbolehkan dana desa untuk membangun jalan milik Perhutani," ungkap Sarmin.
Sarmin pun pernah mengajukan hibah tanah. Namun pihaknya merasa kesulitan untuk pengajuan hibah tanah jalan dari Perhutani ke desa.
"Harapannya kalau bisa tolong dibantu untuk menghibahkan tanah itu dari Perhutani ke desa biar desa bisa membangun jalan itu," imbuh Sarmin.
Selama ini, lanjut Sarmin, warga memang merasa kesulitan melintasi jalan setapak itu. Karena masih tanah saat musim hujan menjadi licin.
"Harapan saya pak bupati dan pemda tolong membantu bagaimana caranya supaya tanah itu dihibahkan ke desa biar desa bisa membangun. Karena saat musim hujan susah dilewati karena licin. Banyak anak sekolah yang kesulitan, orang sakit mau melahirkan susah kalau tidak digotong," papar Sarmin.
(hil/fat)