Ulah Ngawur Ojek Bromo Getok Tarif Rp 400 Ribu Bikin Wisatawan Resah

Round Up

Ulah Ngawur Ojek Bromo Getok Tarif Rp 400 Ribu Bikin Wisatawan Resah

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 27 Mei 2024 11:15 WIB
Ojek Kuda dan Pedagang Souvernir di Gunung Bromo
Gunung Bromo. Foto: M Rofiq
Pasuruan -

Viral wisatawan Bromo mengaku digetok jasa ojek hingga Rp 400 ribu. Aksi meresahkan ojek Bromo itu pun ramai di media sosial. Namun, ternyata belum ada aturan baku tarif ojek Bromo.

"Kalau naik ojek ke sini, jangan sampai ketipu ya gays. Tadi perjanjian cepek (seratus ribu)... Sampai sini kita ditembak empat ratus (ribu)," kata wisatawan tersebut dalam video viral yang dilihat detikJatim, Minggu (26/5/2024).

Meski begitu, pengunggah video tidak menjelaskan apakah tarif Rp 400 ribu itu untuk satu orang atau empat orang, sedangkan dalam video terlihat ada empat wisatawan. Ia juga tidak menyebutkan waktu dan tempat kejadian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Camat Tosari Hendi Candra Wijaya pun mencari tahu lokasi pasti kejadian tersebut. Mengingat wisata Bromo berada di empat daerah, yaitu Pasuruan, Probolinggo, Malang dan Lumajang. Hendi juga meminta bantuan Forum Komunikasi Pariwisata di Tosari untuk mencari keberadaan tukang ojek yang dimaksud.

"Kami sedang mencari agar bisa dipastikan kebenarannya. Karena kan ini juga soal nama baik pelaku wisata dan daerah. Sumbernya ini kan harus jelas kasih info. Beda dengan hardtop, PKL, asongan, dan pelaku wisata lainnya yang sudah ada paguyubannya, ojek wisata itu belum ada paguyuban. Jumlahnya tidak tercatat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Tidak adanya paguyuban ojek wisata inilah, kata Hendi, yang membuat jasa ojek berpotensi merugikan wisatawan karena tidak ada aturan tarif baku. Jumlah tukang jasa ojek juga tidak terbatas dan tidak terdata.

"Karena belum ada paguyuban sehingga terkesan tidak ada aturan atau tidak ada kesepakatan, termasuk tarif, termasuk standar kendaraan yang dipakai itu belum tersentuh. (Jasa ojek) Bisa aji mumpung. Misal (warga) sedang ke ladang, ada orang butuh, ya ngojek," jelas Hendi.

Oleh karena itu, menurut Hendi, paguyuban jasa ojek wisata Bromo cukup mendesak untuk didirikan. Kehadiran paguyuban ojek Bromo ini dinilai akan memecahkan masalah ojek yang selama ini terjadi di wisata Bromo.

"Terkait ojek wisata, memang belum ada paguyuban. Ini yang kami upayakan. Kami menuju ke arah itu, jadi semua pelaku jasa wisata harus ada paguyuban. Hardtop, PKL, asongan, ada. Ojek belum terbentuk," ungkapnya.

Pihaknya akan berkomunikasi dengan TNBTS untuk mewujudkannya. Sementara untuk mengatasi jika terjadi peristiwa serupa, pihak pengelola wisata akan membuat papan pengaduan di beberapa titik. Papan ini untuk memudahkan wisatawan mengadukan semua terkait wisata Bromo dan jasa wisata di Bromo.

Halaman 2 dari 2
(irb/dte)


Hide Ads