Satlantas Polrestabes Surabaya membeberkan angka kecelakaan lalu lintas selama tahun 2022 hingga 2023. Dari data yang dipaparkan, jumlah korban dan fatalitas semakin menurun.
Sebagai catatan, pada 2022 jumlah kecelakaan tercatat 1.523 kejadian laka dengan korban meninggal dunia 189 orang di Surabaya. Lalu, tahun 2023, kecelakaan meningkat, namun fatalitasnya dapat ditekan dan menjadi 173 orang.
Pada tahun 2024 saat memasuki pertengahan tahun, sudah terjadi 557 kecelakaan. Dari jumlah tersebut, korban meninggal dunia mencapai 51 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan tren tahun 2022 ada warna merah. Artinya, ada korban meninggal dunia yang cukup signifikan.
"Ini yang selalu kita (pengendara) abaikan, selalu dianggap remeh dan biasa. Tapi, ini sebenarnya angka nyawa warga kota Surabaya melayang di jalan," kata Arif, Kamis (23/5/2024).
Tahun 2023, Arif memastikan tengah mencoba menekan terus. Sehingga, di tahun 2023 polisi bisa menurunkan persentasenya di bawah angka 20 orang.
"Kami akan ikhtiar terus menurunkan angka korban MD. Sekali lagi jangan sampai keluarga kita, kerabat kita, bahkan diri kita sendiri menjadi korban. Tentu, kami dari kepolisian tidak bisa bekerja sendiri, yang saya tekankan bahwa kecelakaan diawali dari pelanggaran. Ketika kepatuhan, kedisiplinan, kehati-hatian merosot. Maka, kecelakaan dan fatalitasnya tinggi," ujarnya.
"Itulah mengapa satu bulan terakhir, hingga beberapa bulan ke depan kita akan menggiatkan kembali penindakan pelanggaran. Kami, atas petunjuk Kapolrestabes Surabaya (Kombes Pasma Royce) menekankan anggota untuk melakukan tindakan. Baik secara ETLE, tilang manual, atau teguran. Setiap ada pelanggaran harus ditindak, baik itu tilang atau teguran," imbuh dia.
Sedangkan pada Januari 2024, ada 20 korban. Lalu, jumlah itu menurun pada Februari 2024 yakni 12 korban, kemudian Maret 8 korban, dan April 2024 ada 7 korban serta Mei 2024 ada 4 korban.
"Kita tidak mau bertambah lagi. Kita berdoa bersama sama semoga trennya terus turun. Bahkan kita doakan. Surabaya bisa zero fatalitas dan MD," tuturnya.
Arif memastikan serangkaian tindakan Satlantas Polrestabes Surabaya bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat di jalan. Menurutnya, bukan mencari kesalahan di jalan dan bukan mengejar setoran tilang dan sebagainya.
"Semata-mata apa yang kami lakukan demi membangun kedisiplinan dan kepatuhan. Banyak sekali, 80 persen peristiwa kecelakaan, baik pelaku atau korban, beberapa diantaranya belum dan tidak memiliki SIM. Sehingga yang bersangkutan belum pernah mengetahui, memaksakan diri bawa kendaraan tanpa mengetahui, wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan tata cara agar selamat, dan belum bisa mempraktikkan cara menghindar atau menghentikan kendaraan dalam keadaan darurat," jelasnya.
(abq/fat)