3 Peristiwa Penting dalam Perayaan Hari Waisak

3 Peristiwa Penting dalam Perayaan Hari Waisak

Alifia Kamila - detikJatim
Selasa, 21 Mei 2024 18:00 WIB
Umat Buddha pada hari ini merayakan waisak namun berbeda dengan tahun sebelumnya karena adanya pandemik COVID-19. Pada tahun ini umat Buddha di Indonesia tidak merayakan merayakan di Borobudur guna mencegah penyebaran virus COVID-19. Berikut kita lihat foto-foto perayaan waisak tahun lalu.
Ilustrasi perayaan Waisak. Foto: Getty Images/File
Surabaya -

Tri Suci Waisak atau dikenal dengan Hari Raya Waisak merupakan hari keagamaan umat Buddha. Tahun ini, hari raya Waisak 2568 BE/2024 M jatuh pada 23 Mei 2024.

Terdapat tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi perayaan Waisak. Umat Buddha biasanya memperingati momen ini dengan serangkaian ibadah.

3 Peristiwa Penting dalam Perayaan Waisak

Dihimpun dari beberapa sumber, kata Waisak diambil dari bahasa Pali 'Vesakha' atau bahasa Sansekerta 'Vaisakha'. Dua kata ini merujuk pada nama bulan Vaisakha pada kalender India Kuno. Bulan ini diyakini sebagai bulan kelahiran Buddha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perayaannya, Waisak biasa diperingati pada Mei, akhir April, atau awal Juni berdasarkan kalender Masehi. Tepatnya, terjadi pada saat bulan purnama. Umat Buddha kerap menyebut Waisak sebagai Tri Suci Waisak. Pasalnya, ada tiga peristiwa penting yang terjadi pada bulan Vesakha.

1. Lahirnya Pangeran Siddharta

Momen pertama adalah untuk memperingati lahirnya Pangeran Siddharta. Ia dilahirkan pada 623 SM di Taman Lumbini.

ADVERTISEMENT

Pada saat hari kelahirannya, dua arus dengan air hangat dan dingin jatuh dari langit. Arus tersebut membasuh tubuh Pangeran Siddharta.

Sehingga Pangeran Siddharta lahir dalam keadaan bersih tanpa noda. Ia pun dapat langsung berdiri tegak dan melangkah ke arah utama. Bahkan, terdapat bunga teratai yang tumbuh dalam area yang dipijakinya.

2. Penerangan Agung Pangeran Siddharta Menjadi Buddha

Pangeran Siddharta tumbuh dalam lingkungan kerajaan. Namun pada usia 29 tahun, ia memutuskan untuk meninggalkan semua kenikmatan duniawi.

Pangeran Siddharta kemudian berguru kepada beberapa guru bijaksana. Butuh waktu hingga enam tahun untuk Pangeran Siddharta mendapatkan kesadaran tentang kebenaran.

Pada usia 35 tahun, pertapa Pangeran Siddharta mencapai pencerahan sempurna dengan menjadi Sammasam-Buddha. Buddha berarti Yang Telah Mencapai Pencerahan Sempurna. Ini terjadi tepat pada saat bulan purnama raya di bulan Waisak atau tahun 588 SM.

Ketika mencapai Pencerahan Sempurna, tubuh Sang Siddharta memancarkan enam sinar Buddha (Buddharasmi) dengan enam warna berbeda yang memiliki arti tersendiri. Warna biru berarti bakti, kuning berarti kebijaksanaan dan pengetahuan, merah berarti kasih sayang dan belas kasih, putih berarti kesucian, jingga berarti giat, serta campuran kelima sinar tersebut.

Selama 45 tahun berikutnya, Buddha mengembara di kawasan utara India. Ini dilakukannya untuk menyebarkan ajaran tentang kasih sejati terhadap seluruh makhluk hidup.

3. Wafatnya Buddha Gautama

Peristiwa terakhir dalam perayaan Waisak adalah untuk memperingati Buddha parinibbana (wafat) di Kusinara pada 543 SM. Buddha Gautama wafat pada usia 80 tahun ketika berbaring di bawah pohon pokok sala.

Dalam keadaan sakitnya, Buddha tetap memberikan Dhamma untuk terakhir kali kepada para siswanya. Wafatnya Buddha turut dikenal sebagai Mahaparinibbana atau pencapaian tertinggi di dalam kedamaian dan kebahagiaan. Momen ini juga terjadi pada hari purnama Waisak.

Demikianlah tiga peristiwa penting pada perayaan Waisak. Selamat Hari Raya Waisak, semoga perayaan ini membawa kebaikan untuk semua.

Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads