RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan, buka suara soal keluhan pasien bernama Subandi (61). Subandi protes karena kedua buah zakarnya (testis) diambil saat operasi prostat. RSUD Bangil menegaskan tindakan medis kepada Subandi sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Bangil Aziz Abdullah memberikan penjelasan terkait rangkaian operasi itu. Ia membeberkan kronologi tindakan medis pengangkatan testis Subandi.
"Awal ceritanya tanggal 7 Mei 2022, pasien datang dengan kondisi lemah kemudian masuk ke rumah sakit. Pada waktu itu gula darahnya juga tinggi, HB juga rendah. Dibawa ke ruangan darah, sampai transfusi. Kondisinya kritis. Pada tanggal 7 Mei itu ditemukan ada kanker prostat," ujar Aziz kepada wartawan di kantornya, Jumat (17/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski ditemukan kanker prostat, dokter tidak langsung melakukan tindakan operasi. Tindakan yang dilakukan memulihkan kondisi pasien.
"Tanggal 31 Mei, pasien kontrol lagi. Kami periksa positif kanker prostat, sehingga untuk tindakan penyelamatan nyawanya, 2 Juni 2022, kami melakukan pengambilan buah zakar atau testis. Tujuannya untuk supaya kanker prostat tidak tambah berat. Karena kalau berat, bisa menyebar ke sekitar kandung kencing ke otak, ke tulang, dan sebagainya. Mengancam nyawanya," terang Aziz.
Operasi berjalan lancar. Beberapa hari setelah operasi, tanggal 6 Juni, pasien kontrol ke rumah sakit dan keadaannya stabil. Kondisi kanker prostatnya sudah stabil.
"Semua tindakan medis yang dilakukan sudah mendapatkan persetujuan keluarga. Sesuai SOP. Kita ada dokumennya semua," jelas Aziz.
Kemudian pada tanggal 8 Juni 2022, pasien tidak kontrol lagi. Padahal harusnya tetap kontrol karena kanker prostat bisa muncul lagi.
"Singkat cerita, mulai 8 Juni tahun 2022 putus, tidak pernah kontrol lagi. Tiba-tiba di tahun 2024 ini pasien komplain tidak bisa ereksi, " jelas Aziz.
Sementara Dhofi Allaza, dokter spesialis urologi yang menangani pasien menegaskan bahwa setelah operasi kanker prostat, pasien mengaku tidak pernah kambuh lagi. Bahkan, kata Dhofi, pasien tidak mempermasalahkan disfungsi ereksi dan buah zakarnya yang diambil.
"Kanker prostat, SOP-nya adalah pengambilan buah zakar. Dan setelah kita lakukan tindakan, alhamdulillah, pasien juga mengakui tidak pernah kambuh lagi. Kencingnya yang berdarah tidak pernah kambuh, sesaknya tidak pernah kambuh, tidak pernah tidak sadar lagi. Beliau sudah menyatakan tidak ada keluhan dan sama sekali tidak mempermasalahkan mengenai disfungsi ereksi dan juga buah zakar yang dia rasa diambil itu. Dia sudah tahu kalau buah zakarnya diambil," jelasnya.
(abq/iwd)