Dishub Banyuwangi mengumpulkan puluhan pengusaha otobus (PO) di wilayahnya. Ini buntut insiden kecelakaan bus di Ciater, Subang, Jawa Barat.
Bus maut itu mengangkut rombongan study tour siswa SMK Lingga Kencana Depok. Di mana kecelakaan tersebut menewaskan 11 orang, sembilan diantaranya adalah siswa, satu orang guru, dan satu orang pengendara motor. Tak ingin peristiwa tersebut terjadi di daerahnya.
23 pengusaha bus yang beroperasi di wilayah Banyuwangi tersebut dikumpulkan untuk mendapatkan penegasan dan sosialisasi terkait keselamatan berkendara. Mereka juga diajak berkomitmen memberikan jaminan keselamatan bagi penumpang dengan memperhatikan kondisi kendaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Plt Kepala Dishub Banyuwangi I Komang Sudira Atmaja mengatakan, setelah menggelar sosialisasi, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak kepolisian dan Dishub Provinsi guna melaksanakan uji ramp check dan komponen vital lainnya guna menguji kelaikan kendaraan.
"Akan segera dilaksanakan uji petik yang tidak terjadwal tapi dilakukan secara acak. Supaya transportasi umum ini memiliki kesiapan dan memberikan jaminan keselamatan bagi penggunanya," terang I Komang Sudira, Jumat (17/5).
Selain itu, hal ini juga menjadi upaya agar pengusaha tertib secara administrasi dan armada driver tertib dalam berkendara.
"Uji petik dilakukan sebagai antisipasi, supaya para pengusaha tertib administrasi dan tertib berkendara," tambahnya.
Kendaraan yang ditemukan tidak layak jalan, akan langsung diberi sanksi tegas hingga pada penahanan kendaraan untuk tidak beroperasi sementara.
"Sampai yang terburuk adalah menahan atau mengandangkan kendaraan untuk tidak beroperasi sampai laik jalan," tegas Komang.
Di akhir pertemuan tersebut, Dishub Banyuwangi juga memberikan penegasan bagi seluruh pengusaha PO untuk tidak melanggar aturan dan mengutamakan keselamatan pengguna jasa. Mengingat, Banyuwangi sebagai kota wisata yang banyak memberikan layanan di sektor pariwisata.
(hil/dte)