Pemilihan Bupati (Pilbup) Bojonegoro 2024 diramaikan pasangan calon independen. Mereka adalah Nurul Azizah dan Nafik Sahal, pasangan birokrat dan legislator di Bojonegoro.
Keduanya mantap maju Pilbup Bojonegoro 2024 dan telah resmi mendaftar sebagai pasangan jalur perseorangan atau independen di KPU pada Minggu (12/5) pukul 23.30 WIB.
Pasangan ini datang untuk mendaftar dengan membawa persyaratan dukungan yang berjumlah 75.777 yang tersebar di 28 kecamatan. Mereka datang diantar sejumlah kiai dan pengasuh ponpes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komisioner KPU Bojonegoro Divisi Teknis Penyelenggaraan Fatma Lestari menyebutkan, KPU telah menerima formulir pendaftaran dan berkas persyaratan yang sudah sesuai dengan ketentuan dari keduanya.
"Sebarannya 100% dan terverifikasi 75.777 dukungan. Ini bisa kami terima berkas fisiknya dulu sambil datanya diunggah di Silon dalam waktu maksimal 3Γ24 jam (sejak penerimaan)," kata Fatma.
Siapa Nurul Azizah?
Karier Nurul Azizah sebagai pegawai negeri sipil sangat moncer. Dia adalah lulusan APDN Malang yang memulai karier birokrasi dari menjadi pegawai biasa hingga duduk di kursi Sekda Pemkab Bojonegoro hingga saat ini.
Berbagai jabatan di OPD dan Camat pernah dilalui. Mulai dari Camat Purwosari dan Kalitidu, naik menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, serta kepala Dinas Lingkungan Hidup.
Nurul adalah perempuan asli Bojonegoro. Dia berhasil menuntaskan gelar S1 pada 1993, kemudian melanjutkan kuliah S2 hingga lulus pada 2001.
Meski sempat mendaftar ke sejumlah parpol, dia memantapkan diri maju secara independen bersama Nafik Sahal atas dukungan sejumlah pengasuh ponpes dan kiai ternama di Bojonegoro.
Putri kedua dari tujuh bersaudara dari pasangan pernikahan almarhum H Chozin Mabruri dengan almarhumah Hajah Asriah itu bertekad maju dengan berbagai simbol yang diusung. Salah satunya terkait jumlah dukungan yang dibawa dan memiliki makna tertentu.
"Inshyaallah penuh makna dengan jumlah dukungan yang kami bawa. Yakni angka 75.777, ini artinya kami tujuh bersaudara atau pitu dulur, maksudnya agar selalu mendapat pitulungan dari Allah," ucap Hamida Hayati, Kakak Kandung Nurul Azizah.
Azizah bersama enam saudara kandungnya, kata Hamida, sejak kecil dibesarkan di lingkungan kampung dengan banyak pesantren di Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander, Bojonegoro. Sang kakak pun yakin adiknya punya peluang besar menang di Pilbup Bojonegoro 2024.
"Peluang menang di Pilbup ada. Saya banyak mendengar sebagian masyarakat menghendaki pemimpin Bojonegoro yang adem dan merakyat dan asli Bojonegoro. Pemimpin yang mengutamakan agar putra daerah bisa menikmati pembangunan, yang selalu mendengar keluh kesah warga," ujarnya.
![]() |
Maju Bareng Legislator Anak Kiai Bojonegoro
Nurul Azizah akan berpasangan dengan Nafik Sahal, Polikus PKB sekaligus anggota DPRD Bojonegoro. Nafik yang biasa disapa Gus Nafik ternyata tak asing di Kota Minyak Bojonegoro. Dia adalah putra kiai H Sahal Sholeh, Pengasuh Ponpes At Tanwir Talun Sumberejo, Bojonegoro.
Lahir di lingkungan ponpes At Tanwir pada 21 Desember 1961, Gus Nafik yang dikaruniai empat anak menghabiskan masa kecil di dalam pesantren yang didirikan kakeknya KH Sholeh.
Menginjak remaja, Gus Nafik memilih nyantri di Pesantren Tebu Ireng sambil kuliah di Universitas Hasyim As'ary Tebuireng, Jombang dan di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dia juga tercatat sebagai sarjana hukum di salah satu universitas di Lamongan.
Selain berpolitik, Nafik Sahal juga mengabdikan diri di ponpes At Tanwir. Pengabdiannya dalam hal dakwah keagamaan juga ditunjukkan dengan dirinya menjadi Ketua Majlis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama Kecamatan Sumberrejo.
Karier politik Gus Nafik cukup moncer di PKB Bojonegoro. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Tanfidz, kemudian juga sempat menjadi Ketua Dewan Syuro, dan di PKB Jatim sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro.
Gus Nafik telah mendapatkan dukungan dari para pengasuh ponpes di Bojonegoro untuk maju menjadi bacawabup independen mendampingi Nurul Azizah. Di antaranya dari para pengasuh 13 ponpes Kendal di Sumbertlaseh, Kecamatan Dander, dan Talun, Sumberejo.
"Proses duet yang menjodohkan para kiai pengasuh ponpes Ar-Rosid, Abu Darrin, dan At Tanwir. Tiga Ponpes besar di Bojonegoro itu sepakat menduetkan Mbak Nurul dengan Gus Nafik Sahal. Mbak Nurul setuju dan sangat cocok dengan visi Gus Nafik. Apalagi Gus Nafik tokoh dan politikus PKB yang berpengalaman. Tiga periode jadi anggota DPRD," kata Hamidah Hayati, kakak Kandung Nurul Azizah.
Menolak Calon Tunggal di Bojonegoro
Hamidah juga menjelaskan kenapa Nurul memutuskan maju melalui jalur independen padahal Sekda Bojonegoro itu sudah beberapa kali mendatangi sejumlah parpol untuk mengikuti penjaringan bakal calon bupati?
"Memilih independen, karena incumbent berdasarkan info yang valid mau memborong partai dan menghendaki calon tunggal. Infonya tidak boleh ada calon lain yang maju. Maka atas desakan relawan dan rakyat Bojonegoro yang menghendaki calon alternatif, maka diputuskan lewat independen," ujarnya.
Hamidah mengakui, dia telah mendampingi Azizah untuk berkomunikasi dengan sejumlah partai. Bahkan sudah ada parpol yang akan memberikan rekomendasi dan surat tugas.
"Namun, karena info valid ada pihak yang akan borong partai itu yang menyebabkan kami memutuskan harus ada alternatif lain, supaya demokrasi berjalan dan masyarakat punya pilihan. Memang seharusnya tidak boleh terjadi calon tunggal. Harus ada calon lain. Kami sudah berani memutuskan maju ini ya berarti sudah yakin ada peluang untuk menang. Target suara ya pokoknya melebihi suara calon lain," ujarnya.
(dpe/dte)