Mengenang 6 Tahun Bom di Surabaya, Merawat Ingatan Merajut Harapan

Mengenang 6 Tahun Bom di Surabaya, Merawat Ingatan Merajut Harapan

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 14 Mei 2024 00:01 WIB
Peringatan 6 Tahun bom Surabaya di Gereja Santa Maria Tak Bercela
Peringatan 6 Tahun bom Surabaya (Foto: Rifki Afifan Pridiasto)
Surabaya -

Tepat enam tahun lalu Tragedi bom di Surabaya pada Minggu 13 Mei 2018 terjadi. Tiga gereja di Kota Pahlawan jadi sasaran teror bom bunuh diri.

Ketiga lokasi tersebut yakni Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Ngagel.

Akibat tragedi bom bunuh diri di tiga gereja itu, 13 orang jadi korban tewas, termasuk anak-anak. Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela mengenang kejadian 6 tahun lalu itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang-orang mengenang di sejumlah titik yang menjadi saksi bisu ledakan. Aksi itu dimulai sejak pukul 19.50 WIB hingga 21.50 WIB. Meski sudah berlalu 6 tahun, namun gambaran tragedi itu masih teringat jelas.

Di gereja yang berada di Jalan Ngagel Madya No. 1, Surabaya itu ada enam korban meninggal dunia. Salah satunya adalah relawan keamanan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Aloysius Bayu Rendra Wardhana. Ia tewas saat menghadang kendaraan pelaku bom bunuh diri.

ADVERTISEMENT
Peringatan 6 Tahun bom Surabaya di Gereja Santa Maria Tak BercelaPeringatan 6 Tahun bom Surabaya di Gereja Santa Maria Tak Bercela (Foto: Rifki Afifan Pridiasto)

Ada beberapa kegiatan mengenang kejadian yang mengerikan itu. Di antaranya musikalisasi puisi menjelaskan langkah yang dilakukan selama 6 tahun pasca-pengeboman, doa lintas agama menyalakan lilin hingga penaburan bunga di lokasi kejadian bom.

"Peristiwa ini tidak hanya beban umat Katolik, tapi peristiwa ini menjadi keprihatinan bersama. Lalu terbentuk solidaritas antarumat," kata Romo Kepala Paroki Gereja Santa Maria Tak Bercela Benediktus Prima Novianto, Senin (13/5/2024).

Novianto menambahkan, pagi tadi Gereja Santa Maria Tak Bercela telah mengadakan ibadah. Keluarga korban bom juga diundang, lalu malam hari ditutup dengan kegiatan bersama lintas agama.

"Itu kita lakukan terus setiap tahun, agar mereka tidak merasa sendiri. Mereka pahlawan, ketika mengalami penderitaan korban punya kasih luar biasa, memaafkan pelaku bom," pungkasnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads