Momen Haru Ipda Ahmad Korban Bom Gereja Surabaya Dapat Tali Asih dari Polri

Momen Haru Ipda Ahmad Korban Bom Gereja Surabaya Dapat Tali Asih dari Polri

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Senin, 22 Apr 2024 11:21 WIB
Ipda Ahmad Nurhadi dan istri Nunung Ivana saat ditemui detikJatim di Hotel Wyndham Surabaya
Ipda Ahmad Nurhadi dan istri Nunung Ivana saat mendapat tali asih di Hotel Wyndham Surabaya (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Sejumlah personel kepolisian mendapatkan penghargaan dari Mabes Polri. Mereka adalah petugas yang menjadi korban bom gereja di Surabaya pada Mei 2018.

Salah satunya adalah Ipda Ahmad Nurhadi. Dia merupakan Panit Sabhara Polsek Gubeng Surabaya yang kala itu berjaga di gereja yang berada di Jalan Ngagel Madya nomor 1 Surabaya.

Minggu, 13 Mei 2018 menjadi hari yang mencekam, tragis, dan menyedihkan bagi Indonesia. Khususnya, Ipda Ahmad Nurhadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat dijumpai detikJatim, ia menceritakan ulang sejumlah hal terkait peristiwa kelam yang dialami kala itu. Mulai dari dentuman keras bom hingga jasad dan pecahan kaca yang berserakan di setiap sudut Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Surabaya.

Pria berusia 51 tahun itu mengatakan, kala itu dirinya sedang bertugas menjaga Gereja SMTB Surabaya bersama rekannya, Aiptu Junaedi. Tanpa ada firasat apapun dengan kondisi cuaca cerah, ia mengaku tak menyangka bakal menjadi salah satu sasaran ledakan bom teroris yang sedang berada di dekat pos jaga Gereja SMTB Surabaya.

ADVERTISEMENT

"Saat itu, saya masih ingat jaga bareng teman saya Pak Junaedi di SMTB, kondisinya aman-aman saja," kata Ahmad kepada b saat ditemui di Hotel Wyndham Surabaya, Senin (22/4/2024).

Ledakan kencang itu rupanya membuat Ahmad terjatuh dan tak sadarkan diri beberapa menit. Ketika matanya terbuka dan dalam kondisi setengah sadar, pandangannya menjadi gelap.

Ia berusaha berdiri, namun kedua kakinya sulit digerakkan. Seringkali, ia hanya mendengar suara tangisan histeris hingga teriakan sejumlah orang yang meminta pertolongan.

Usai petugas gabungan tiba di lokasi, Ahmad langsung dilarikan ke RSU dr Soetomo Surabaya. Ia menjalani perawatan intensif selama 3 bulan.

Di sela-sela perbincangan, istri Ahmad, Nunung Ivana mengaku ikhlas dengan insiden itu. Meski, ia mengaku sangat terguncang dan terkejut usai menerima informasi bahwa pasangan hidupnya menjadi korban bom di Gereja SMTB Surabaya.

Ipda Ahmad Nurhadi dan istri Nunung Ivana saat ditemui detikJatim di Hotel Wyndham SurabayaIpda Ahmad Nurhadi dan istri Nunung Ivana saat ditemui detikJatim di Hotel Wyndham Surabaya Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim

"Setiap hari seperti ini, Mas (beraktivitas dengan kursi roda), sebagai anggota Polri sudah kewajiban suami saya untuk melindungi masyarakat saat bertugas," kata Ivana kepada detikJatim.

Wanita berusia 42 tahun itu mengaku selalu mendampingi Ahmad setiap waktu. Terlebih, saat harus menerima kenyataan pahit lantaran Ahmad harus menjalani operasi sebanyak enam kali gegara buta permanen dan patah tulang di kedua kakinya.

Kendati tak dapat melihat lagi, Nunung mengaku masih tersimpan keinginan dan impian besar untuk Ahmad. Harapannya pun kian menguat usai dokter meyakinkan dirinya bahwa Ahmad bisa kembali berjalan seperti sedia kala.

"Saat kejadian Pak Ahmad mengalami luka bakar, kedua kaki patah, lalu tidak bisa melihat dan kena serpihan kaca. 3 bulan di RSU dr Soetomo, lalu pindah ke RS Bhayangkara, setelah itu rawat jalan di rumah," jelasnya.

"Alhamdulillah, sampai sekarang masih dinas, sudah tidak di Polsek Gubeng, sekarang di Polrestabes Surabaya. Cuma sekarang cuti berobat bareng Pak Kapolres dan jajaran setiap bulan," imbuhnya.

Begitu pula Ahmad. Ia mengaku telah mengikhlaskan apa yang menimpanya. Ia pun memiliki secercah harapan. Bahkan, sejumlah bantuan pengobatan hingga dukungan dari sejumlah pihak, terutama dari Polri membuatnya kian optimis menjalani hidup.

Menurutnya, instansi kepolisian masih memberikan haknya. Mulai gaji, tunjangan hingga membantu perawatan dan pengobatannya ke Singapura usai matanya tak berfungsi gegara serpihan bom yang mengenai sarafnya.

"Beribu-ribu terima kasih saya sampaikan kepada pimpinan dan rekan-rekan dinas saya atas perhatiannya pada kami sekeluarga, masih perhatian dan membantu berobat, saya bersyukur sekali. Karena setiap saya berobat dan ada keperluan apa selalu dijemput dan dibantu sepenuhnya, saya sangat terbantu," tuturnya.

Ipda Ahmad Nurhadi dan istri Nunung Ivana saat ditemui detikJatim di Hotel Wyndham SurabayaIpda Ahmad Nurhadi dan istri Nunung Ivana Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim

Ia lantas menyampaikan dukungan dan pesan-pesan kepada sejumlah personel Polri yang berdinas di lapangan. Menurutnya, personel kepolisian yang berdinas di mana pun dan dalam kondisi apapun, harus selalu hati-hati, waspada, dan selalu semangat.

"Untuk teman-teman semua yang saat ini bertugas semuanya saya mohon hati-hati dan waspada, meskipun kondisinya aman-aman saja. Karena yang saya alami saat ini bahwa benar-benar tidak hanya melihat aman saja, tapi harus waspada. Padahal, saat itu tidak ada apa-apa ,tapi tiba-tiba ada bom meledak di gereja," pesannya.

"Rekan-rekan saya di lapangan harus hati-hati, jangan underestimate, harus tetap waspada dengan sekeliling, tetap semangat melakukan tugas, jangan kendor, tapi harus tetap mengayomi dan melayani masyarakat dengan semangat," tambah Ahmad.

Menurutnya, pemberian tali asih secara simbolis kali ini merupakan wujud bahwa Polri memberikan dukungan penuh kepadanya dan para polisi yang menjadi korban bom 2018 silam. Ia bersyukur atas perhatian yang diterimanya.




(hil/dte)


Hide Ads