Pengamat Nilai Emil Punya Banyak 'Jalan Ninja Politik' Selain Cawagub Jatim

Pengamat Nilai Emil Punya Banyak 'Jalan Ninja Politik' Selain Cawagub Jatim

Dida Tenola - detikJatim
Rabu, 08 Mei 2024 18:15 WIB
Emil Dardak
Emil Dardak. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya - Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak seolah tak terbendung di Pilgub Jatim 2024. Elektabilitas keduanya di sejumlah lembaga survei selalu jadi yang teratas. Namun, mewujudkan Khofifah-Emil jilid II di Jatim masih terhalang tembok tinggi yang dibangun partai politik (parpol).

Sejumlah parpol memang sudah memberikan rekom ke Khofifah untuk maju sebagai calon gubernur (cagub) Jatim. Ada 4 yang sudah merestui Khofifah, yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN. Khofifah juga sudah memberi kode jika akan ada 3 parpol lagi yang akan menurunkan rekom untuknya.

"Ada tiga, tapi kalau suratnya belum turun sebaiknya saya tidak sebut (nama partainya)," kata Khofifah di Surabaya, 1 Mei 2024 lalu.

Masalahnya, parpol yang memberi rekom untuk Khofifah itu masih belum sepenuhnya merestui Emil Dardak untuk posisi cawagub. Rekom untuk Emil masih alot karena kursi Jatim 2 kemungkinan masih jadi rebutan parpol pro Khofifah. Praktis cuma Demokrat yang memberikan rekom satu paket Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024.

Hal tersebut diamini oleh pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Hari Fitrianto. Menurutnya, dukungan parpol kepada Khofifah sudah tak terbantahkan.

"Khofifah secara elektoral sangat over power di Jatim berdasarkan hasil beberapa lembaga survei, bahkan tingkat kepuasan terhadap kepemimpinan Khofifah di Jatim rata-rata 78% ke atas. Artinya, siapapun pasangannya, Khofifah punya peluang besar memimpin Jatim dua periode," ungkap Hari, Rabu (8/5/2024).

Hari menambahkan, wajar jika kemudian hampir semua parpol berkomunikasi dengan Khofifah. Termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sebenarnya belum memberikan rekom tapi tegas sudah berkomunikasi dengan Khofifah untuk penjajakan koalisi.

"Said Abdullah (Ketua PDIP Jatim) tak segan bicara di media bahwa kader PDI Perjuangan berpotensi mendampingi Khofifah di Pilgub Jatim. Bahkan, Kanang (Wakil Ketua PDIP Jatim) menyebutkan telah menyiapkan 3 nama (cawagub Khofifah), Nur Afirin Bupati Trenggalek, Achmad Fauzi Bupati Sumenep dan Hanindhito Bupati Kediri", tambahnya.

Dosen Ilmu Politik FISIP Unair tersebut lantas menyinggung masa depan Emil di gelanggang politik. Dia mengibaratkan Emil punya banyak 'jalan ninja politik' andai parpol-parpol pro Khofifah di Pilgub Jatim itu memang tidak merestuinya.

"Kalau (Emil) menantang Khofifah sebagai Cagub Jatim, kecil peluang menangnya. Hasil survei memang menempatkan Emil di tiga besar, namun disparitas elektabilitas dengan Khofifah lebih dari 10 persen," urai Hari.

Selain itu, Hari melihat personal Emil tidak mendukung untuk berkontestasi sebagai gubernur di Jatim. Sebab, Emil mengedepankan filosofi Jawa yaitu lembah manah andap asor. Emil diyakini tidak akan tega melawan Khofifah.

"(Emil) rendah hati dan memiliki sopan santun, terutama terhadap seseorang yang dipandang memiliki nilai dalam hidupnya," sambungnya.

Hari FitriantoHari Fitrianto. Foto: Dok. Istimewa

Peluang Emil justru lebih besar jika dia berani bertarung di luar Jatim. Tak cuma jadi ban serep, skill Emil di bidang ekonomi, infrastruktur, dan teknokratik bisa dibutuhkan masyarakat di luar Jatim secara lebih luas.

"Emil sebenarnya punya banyak 'jalan ninja politik' lainnya, dia berpeluang menjadi Gubernur Jakarta. Walaupun, ada juga isu yang berkembang bahwa dia berpotensi menjadi salah satu menteri muda di kabinet Prabowo-Gibran," kata Hari.

Hari Fitrianto melanjutkan, saat menjadi Bupati Trenggalek Emil Dardak menginisiasi 8 kepala daerah di wilayah Mataraman dengan sebuah petisi agar di wilayah Selatan Jatim berdiri sebuah bandara. Sebab, sejak Indonesia merdeka wilayah Selatan Jatim belum berdiri sebuah bandara komersial.

Awalnya bandara akan diusulkan di kabupaten Tulungagung, namun dalam perkembangannya disepakati bandara didirikan di Kediri, yang pada akhirnya Bandara Dhoho Kediri saat ini telah beroperasi.

"Visi karakter kepemimpinan Emil yang seperti ini sebenarnya lebih cocok berada di Jakarta yang akan menerapkan sistem aglomerasi sesuai dengan UU No 2 Tahun 2024. Namun, lagi-lagi kontestasi politik di Jakarta tidak akan mudah tentunya dengan lawan dan suhu politik yang berbeda, ujar Hari.

Menurut Hari, kecil kemungkinan Pilgub Jatim 2024 cuma diikuti paslon tunggal. Dia menilai, PKB yang punya golden ticket kemungkinan besar mengusung kader sendiri. Ini juga sesuai dengan pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

"Walaupun beberapa waktu kemudian Cak Imin juga mempersilakan Khofifah mendaftar ke partainya," ucapnya.

Artinya, Pilgub Jatim 2024 masih dinamis. Khofifah bisa jadi kembali menggandeng Emil. Tapi, Emil juga berpeluang mengambil 'jalan ninja politiknya' selain menjadi cawagub Jatim ketika akhirnya tak dilirik.

"Khofifah bisa jadi akan sama dengan periode sebelumnya berpasangan dengan Emil, namun situasi politik yang masih sangat dinamis juga bisa memungkinkan Khofifah memilih calon wakil gubernur selain Emil," tukas Hari.


(hil/dte)


Hide Ads