Mobil Kijang LGX mengangkut rombongan Nyai Ponpes Sidogiri ditabrak Kereta Api (KA) Pandalungan di Desa Patuguran, Rejoso, Pasuruan. Kecelakaan ini menyebabkan empat korban meninggal dunia.
Di lokasi kecelakaan maut ini, sebenarnya sudah terpasang palang pintu sejak Desember 2023. Bahkan, sudah dibangun pos penjaga yakni Jalur Perlintasan Langsung (JPL) 146. Namun, palang pintu ini belum secara resmi dioperasikan.
"Memang sudah pasang palang pintu. Rencana akhir Mei ini akan diresmikan dan beroperasi," kata Kadishub Kabupaten Pasuruan Eka Wara Breshaspati, di lokasi, Selasa (7/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Eka menjelaskan, saat dioperasikan palang pintu, harus memiliki petugas penjaga. "Karena ada aturan tidak boleh merekrut tenaga honorer, kita akan tempatkan petugas outsourcing," jelasnya.
Selain JPL 146, pihaknya telah membangun empat JPL lagi. Semuanya belum diresmikan.
Warga menyebut selama ini pelintasan tersebut dijaga sukarelawan.
"Kalau siang ada yang jaga. Kalau malam nggak ada," terang Shoheh, warga di lokasi.
Diberitakan sebelumnya, Kijang berpenumpang tujuh orang tertabrak Kereta Api (KA) Pandalungan bernomor loko CC2030107 jurusan Jakarta-Jember di Desa Patuguran, Rejoso, Pasuruan, Selasa (7/5/2024) pukul 08.41 WIB. Mobil terseret sejauh lebih dari 150 meter hingga ringsek.
Kejadian ini menewaskan empat penumpang. Sebanyak tiga penumpang meninggal di lokasi kejadian dan satu orang meninggal dalam penanganan medis di rumah sakit.
Korban meninggal di lokasi yaitu Bu Nyai Sidogiri Hj Munjiah (62), lalu Aidah (60) dan Alwiyah (55). Sementara itu, Maslahah (60) meninggal di RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan.
Pengemudi mobil M Rofiq Abdilah dan dua penumpang lain M Afullah serta Nasruna masih dalam perawatan di Puskesmas Rejoso.
(hil/dte)