Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa bumi ini memiliki parameter update atau dimutakhirkan menjadi magnitudo M 4.8.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault)," kata Daryono dalam keterangan yang diterima detikJatim, Selasa (7/5/2024).
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,88° LS ; 110,92° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 kilometer arah Selatan Kota Pacitan, pada kedalaman 50 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia.
"Hingga pukul 10.55 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," sambungnya.
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Bantul, Yogyakarta, Wonogiri dan Pacitan dengan skala intensitas III MMI yang berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Lalu, di daerah Trenggalek, Blitar, Tulungagung, dan Malang dengan skala intensitas II-III MMI yang artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu, dan daerah Nganjuk, Sukoharjo, Klaten dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," terang Daryono.
Daryono berharap, warga tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia juga mengimbau agar warga menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkasnya.
(hil/dte)