Perjuangan Peserta UTBK Unesa Ikut Ujian Sambil Diinfus dan Ditemani Perawat

Perjuangan Peserta UTBK Unesa Ikut Ujian Sambil Diinfus dan Ditemani Perawat

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 06 Mei 2024 17:10 WIB
Peserta UTBK di Unesa yang datang dengan tangan diinfus dan ditemani perawat
Peserta UTBK di Unesa yang datang dengan tangan diinfus dan ditemani perawat/Foto: Dokumen Unesa
Surabaya -

Razzaq sedang menjalani perawatan karena sakit demam berdarah dengue (DBD) ketika sedang berlatih soal-soal UTBK pada Rabu (1/5). Namun, sakit tidak menjadikannya patah semangat untuk tetap mengikuti UTBK.

"Saat latihan soal itu, saya merasa badan mulai panas dan terpaksa menghentikan latihan karena badan rasanya sudah mulai tidak stabil. Saya dibawa ke rumah sakit, setelah cek di lab, ternyata kena DBD dan harus dirawat intensif di RS Semen Gresik," cerita Razzaq usai UTBK, Senin (6/5/2024).

Ketika didiagnosis DBD, ia sempat bingung akan tetap ikut UTBK atau fokus penyembuhan. Namun, dia tak ingin melewatkan kesempatan dan memilih ikut ujian agar bisa diterima di kampus pilihannya, yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Brawijaya (UB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peserta UTBK di Unesa yang datang dengan tangan diinfus dan ditemani perawatPeserta UTBK di Unesa yang datang dengan tangan diinfus dan ditemani perawat Foto: Dokumen Unesa

"Dari awal saya sudah mempersiapkan UTBK ini dengan mengikuti bimbel. Awalnya mau fokus penyembuhan, karena waktu UTBK sudah mepet jadi saya paksakan untuk tetap belajar," ujar Razzaq yang pernah menjabat sebagai ketua OSIS SMAN 1 Gresik itu.

Jelang UTBK, suhu tubuhnya masih tinggi, tetapi semangatnya untuk mengikuti tes tidak kalah tingginya. Tekadnya dan cita-citanya terlalu besar, sehingga ia optimis bisa sembuh dan suhu tubuhnya turun.

ADVERTISEMENT

"Saya ingin membanggakan orang tua. Di belakang saya ada banyak dukungan dari guru, teman dan pastinya dari orang tua. Masa mau nyerah? Harapannya semoga tes ini bisa maksimal dan bisa diterima di prodi pilihan saya," jelas Razzaq.

Razzaq masih memerlukan cairan infus untuk memenuhi kebutuhan elektrolit pada pasien akibat peningkatan metabolisme tubuh. Perawat yang mendampinginya harus terus menemani, agar tubuh pasien tidak dehidrasi. Apabila demam tiba-tiba muncul, perawat dengan sigap segera memberikan obat untuk menurunkan panas.

Sementara itu, Rektor Unesa Prof Nurhasan mengapresiasi perjuangan peserta untuk mengikuti UTBK dengan kondisi sakit dan diinfus. Ada yang berjuang datang dari daerah terjauh hingga ada yang hadir dengan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan seperti Razzaq dari Gresik.

"Setiap perjuangan tidak akan sia-sia. Siapa yang berjuang dengan sungguh-sungguh, maka hasil yang diperolehnya nanti tidak akan mengkhianati prosesnya. Ada banyak sekali cerita perjuangan peserta UTBK, semoga hasilnya nanti bisa membawa peserta di prodi dan kampus tujuannya masing-masing," kata Prof Nurhasan.

Prof Nurhasan mengatakan, pihaknya melalui Fakultas Kedokteran (FK) menyediakan tim medis khusus yang bersiap saat UTBK. Tim kesehatan disiapkan untuk mengantisipasi dan memberikan penanganan medis kepada peserta yang membutuhkan.

"Selain tim medis, kita juga ada relawan khusus dari SMCC yang selalu stand by di setiap lokasi tes. Tim kami ini ada yang dosen dan ada mahasiswa. Ketika misalnya ada yang pingsan, atau kurang sehat ada tim kami yang siap menangani," pungkasnya.




(hil/iwd)


Hide Ads