Fenomena heat wave atau gelombang panas jadi sorotan karena melanda sejumlah negara Asia Tenggara beberapa pekan terakhir. Fenomena ini pun ramai dibahas di medsos.
Jutaan orang di negara-negara Asia Selatan hingga Asia Tenggara terdampak akan fenomena heat wave yang menyebabkan terjadinya cuaca panas ekstrem. Akibatnya, beberapa sekolah dipaksa tutup, produktivitas lahan pertanian menjadi terganggu bahkan aktivitas warga di luar ruangan dibatasi karena dapat mengancam kesehatan masyarakat.
Beberapa negara yang terdampak akan fenomena gelombang panas adalah Filipina, Thailand, Bangkok dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Namun, BMKG menyebut jika Indonesia tidak termasuk negara yang mengalami gelombang panas meskipun suhu panas tetap terasa di beberapa wilayah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa sebenarnya fenomena heatwave dan bagaimana tips menghadapinya agar tetap aman? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Fenomena Heat Wave?
Dilansir dari laman National Weather Service, Heat Wave atau gelombang panas adalah periode cuaca panas tidak normal yang umumnya berlangsung selama lebih dari dua hari. Gelombang panas dapat terjadi dengan atau tanpa kelembaban tinggi.
Gelombang panas dapat berpotensi menutupi wilayah yang luas, mampu membahayakan tubuh hingga memicu berbagai penyakit. Cuaca panas yang ekstrem juga dapat berdampak pada infrastruktur publik seperti merusak trotoar, melengkungkan rel kereta api bahkan memengaruhi pasokan air bersih.
Menurut World Health Organization (WHO), gelombang panas atau heatwave dapat terjadi jika suatu tempat telah mencapai suhu setidaknya 40 derajat celcius atau lebih untuk wilayah daratan. Sementara untuk wilayah perbukitan mencapai sekitar 30 derajat celcius atau lebih.
Tips Hadapi Heat Wave Sebabkan Cuaca Panas Ekstrem
Dalam menghadapi cuaca panas yang ekstrem, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada ketika berada di luar ruangan akibat kondisi cuaca panas yang ekstrem.
Gelombang panas dapat mengakibatkan orang kepanasan dan menyebabkan munculnya dehidrasi bahkan berpotensi untuk meningkatkan risiko kanker kulit. Dilansir dari laman UNICEF, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk menghadapi Heatwave:
1. Mengetahui rencana ke depan tentang cuaca hari ini, minggu ini atau bulan ini untuk membantu merencanakan aktivitas di luar ruangan
2. Hindari keluar pada waktu terpanas dalam sehari
3. Jika terpaksa harus keluar rumah, hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung. Kenakan payung atau topi dan kain yang ringan, longgar, dan mampu menyerap keringat
4. Cegah dehidrasi dengan minum banyak air sebelum merasa haus
5. Saat berada di luar ruangan, usahakan untuk tetap berada di tempat yang teduh
6. Simpan perlengkapan darurat di rumah yang berisi paket Garam Rehidrasi Oral (Oral) dan termometer
7. Ketahui cara untuk mendapat bantuan dan informasi penting seperti fasilitas kesehatan terdekat
8. Tutup jendela dan gorden saat cuaca panas melanda, buka jendela saat suhu di dalam ruangan teras lebih panas daripada di luar ruangan. Gunakan kipas angin dan pendingin jika tersedia
9. Bantu bayi, wanita hamil, dan orang-orang rentan lainnya untuk tidur di area yang lebih sejuk. Sprei katun dapat menjadi pilihan yang tepat.
10. Periksa tetangga atau orang-orang yang rentan terkena penyakit saat gelombang panas melanda
11. Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah
12. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis lainnya
13. Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan yang sedang diparkir, baik dengan jendela terbuka maupun tertutup
14. Usahakan berteduh diantara jam 11 pagi hingga 3 siang.
Imbauan Jika Muncul Gejala Lainnya
Selain beberapa tips di atas, Kemenkes juga memperingati masyarakat jika muncul beberapa gejala lain seperti:
- Keringat berlebih
- Kulit terasa panas dan kering
- Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat
- Kulit terlihat pucat
- Kram pada kaki maupun abdomen
- Mual, muntah, pusing
- Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat
Jika muncul beberapa gejala tersebut, segera dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge pada area pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta perbanyak minum air untuk menghindari terjadinya dehidrasi. Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)