2 Mei diperingati sebagai Hari Kesadaran Depresi Anak. Tahun ini, peringatan tersebut jatuh pada Kamis. Tujuan peringatan ini untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga mental anak supaya terhindar dari depresi.
Depresi merupakan penyakit mental yang dapat menimpa siapapun dan tidak mengenal usia. WHO mengategorikan depresi sebagai kesehatan global, tetapi dampak depresi pada anak dapat lebih buruk.
Hari Kesadaran Depresi Anak
Dalam dunia Internasional, setiap 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Kesadaran Depresi Anak. Depresi pada anak sangat erat kaitannya dengan peran orang tua. Maka dari itu, anak-anak harus dirawat, diasuh, dan dilindungi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1997, ibu dan ayah yang menderita karena memiliki anak yang depresi memutuskan mengambil tindakan. Mereka membentuk sebuah Federasi Nasional Keluarga untuk kesehatan mental anak dan menciptakan Hari Kesadaran Depresi Anak.
Pada 2015, federasi keluarga mulai mengampanyekan pita hijau. Adapun inisiatif penggalangan dana yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental pada anak-anak. Juga untuk mendidik masyarakat mengenai kebutuhan emosional, perilaku, dan kesehatan mental anak-anak serta keluarga.
Apa Itu Depresi?
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, depresi merupakan emosi atau gangguan alam perasaan. Perilaku anak-anak yang sedang mengalami depresi dengan orang dewasa mungkin berbeda. Maka dari itu, para orang tua harus memantau anak-anak mereka mengenai gejala depresinya.
Anak-anak yang sedang mengalami depresi mungkin mengatakan ingin mati atau berbicara tentang bunuh diri. Ketika anak-anak merasa depresi, mereka meningkatkan risiko bunuh diri. Selain itu, ada kebiasaan-kebiasaan abnormal dan mencurigakan, sehingga orang tua wajib memantaunya.
Faktor Penyebab
Masih mengutip sumber yang sama, penyebab depresi masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, umumnya depresi disebabkan beberapa faktor sebagai berikut.
- Faktor media sosial
- Mengalami bullying atau perundungan
- Adanya masalah dalam hubungan percintaan
- Memiliki masalah dengan orang terdekat
- Mendapat tekanan di sekolah
- Ada riwayat keluarga
- Memiliki trauma
Gejala Depresi pada Anak
Anak-anak yang mengalami depresi juga menunjukkan gejala-gejala tertentu. Berikut beberapa gejala depresi pada anak.
- Menyendiri
- Menjauhi teman-temannya
- Sering menangis
- Mudah marah atau rewel
- Sulit berkonsentrasi di sekolah
- Perubahan pola tidur atau nafsu makan (bisa menjadi berlebihan atau kurang)
- Perubahan dalam mimpi, datang insomnia atau hypersomnia
- Kelelahan atau kehilangan energi
- Minat terhadap sesuatu menurun
Apabila orang tua merasa anaknya mengalami depresi, mereka harus memahami secara detail terkait gangguan mental yang dialami anaknya. Mereka bisa membantu dengan memberikan perhatian yang penuh pada anak. Pastikan anak merasa nyaman dalam situasi tersebut.
Jika masalah anak terbukti berlanjut setelah komunikasi yang baik, segera minta bantuan ahli profesional seperti psikolog atau psikiater jika membutuhkan. Dengan demikian, kesehatan mental anak menjadi sesuatu yang harus diperhatikan supaya mereka tumbuh menjadi individu yang sehat.
Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/dte)











































