Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII digelar di Surabaya hari ini, Kamis (25/4/2023). Selain upacara, peringatan Hari Otoda 2024 diisi dengan pemberian tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugaraha.
Penghargaan ini diberikan kepada kepala daerah berprestasi. Ada 15 kepala daerah sebagai penerima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugaraha, salah satunya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dirinya menjadi wali kota Surabaya pertama yang menerima tanda kehormatan ini.
Eri Cahyadi menerima penghargaan tersebut karena sederet prestasinya. Mulai dari turunnya angka stunting, peningkatan kenyamanan Kota Surabaya, hingga keterlibatan masyarakat setempat untuk pembangunan kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profil Eri Cahyadi
Eri Cahyadi saat ini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya periode 2021-2024. Ia lahir dari pasangan Urip Suwondo dan Mas Ayu Esa Aisjah pada 27 Mei 1977 di Surabaya.
Pada 1999, Eri lulus sebagai mahasiswa aktif D3 Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Tak lantas berpuas diri, Eri melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1 Teknik Sipil Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) dan S1 Sipil Konstruksi ITS. Kedua program sarjana tersebut berhasil diselesaikan pada 2001.
Kemudian, Eri kembali memasuki bangku kuliah untuk program magister MMT Manajemen Proyek ITS dan lulus pada 2005. Selain itu, dia turut mengambil magister Teknik Sipil di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang berakhir pada 2008.
Perjalanan Karier Eri Cahyadi
Eri memulai kariernya sebagai konsultan di Jakarta selama tiga tahun. Ia kemudian mengikuti jejak ayahnya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Surabaya.
Sebagai PNS, Eri mengawali sepak terjangnya sebagai staf biasa. Lambat laun, kariernya semakin melejit. Dia ditunjuk menjadi Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang semasa jabatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Tak berselang lama, Eri menduduki jabatan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya pada 2018. Posisi ini sebelumnya juga pernah dijabat Tri Rismaharini. Jabatannya sebagai Kepala Bappeko Surabaya sangat vital karena merupakan pusat dari perencanaan sebuah kota disusun.
Pada 2020, dia mengundurkan diri dari jabatan Kepala Bappeko Surabaya mengikuti Pilkada Surabaya 2020. Eri mencalonkan diri sebagai calon wali kota yang berpasangan dengan Armuji, mantan Ketua DPRD Surabaya. Hasilnya, pasangan tersebut berhasil mengungguli pasangan Machfud Arifin-Mujaiman dengan memperoleh suara sebanyak 597.540 suara atau 56,94 persen.
Eri-Armuji kemudian dilantik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada 26 Februari 2021. Mereka secara resmi menduduki posisi wali kota dan wakil wali kota Surabaya periode 2021-2024.
Selama masa jabatannya, Eri diketahui telah menorehkan sederet prestasi, baik secara personal maupun instansi sebagai Pemkot Surabaya. Dilansir dari detikNews, total ada 26 penghargaan personal yang diraih untuk dirinya, 76 penghargaan nasional, serta 4 penghargaan internasional.
Salah satu penghargaan bergengsi ASEAN Environtmentally Suistainable City (ESC) kategori Udara Terbersih Kota Besar berhasil diraih Pemkot Surabaya untuk pertama kalinya. Selain itu, Pemkot Surabaya juga meraih penghargaan internasional lain berupa Sertifikat Komitmen Kota Layak Anak Dunia dari Unicef. Sertifikat ini membuat Surabaya dapat menjadi anggota Child Friendly Cities Initiatives (CFCI).
CFCI merupakan sebuah forum atau jaringan khusus di dunia yang berfokus pada Kota Layak Anak Dunia. Terlebih, Surabaya menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang dinilai memiliki kelayakan menjadi Kota Kayak Anak Dunia.
Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)