Polres Mojokerto Salurkan Bantuan 8 Keluarga Terdampak Tanah Longsor

Polres Mojokerto Salurkan Bantuan 8 Keluarga Terdampak Tanah Longsor

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 24 Apr 2024 19:21 WIB
Lokasi longsor di Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto.
Lokasi longsor di Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Polres Mojokerto menyalurkan bantuan kepada 8 keluarga terdampak tanah longsor di Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu. Pemda setempat sebelumnya telah menyediakan tempat dan logistik pengungsian.

Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto meninjau kondisi 8 rumah terdampak tanah longsor di Dusun Ketangi. Delapan rumah itu rusak karena longsornya bibir Sungai Raharja Tirta. Bibir sungai itu longsor sepanjang 400 meter dengan ketinggian longsor mencapai 30 meter.

Ihram menyerahkan bantuan kepada 8 keluarga terdampak tanah longsor. Masing-masing keluarga menerima uang tunai dan 2 paket sembako dari Polres Mojokerto, Bhayangkari, dan Yayasan Kemala Bhayangkari Mojokerto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami hadir untuk memberikan dukungan moral dan bantuan kepada para korban tedampak. Syukur-syukur kami berbuat sedikit untuk meringankan beban mereka," kata Ihram kepada wartawan di lokasi, Rabu (24/4/2024).

Ihram menjelaskan, beberapa tahun lalu jarak 8 rumah itu cukup jauh dari bibir Sungai Raharja Tirta, yakni sekitar 10-15 meter. Setiap musim hujan, tebing 30 meter itu tergerus aliran sungai hingga kian mendekati rumah warga. Puncaknya pada 5 Maret 2024, bibir sungai longsor merusak 8 rumah.

ADVERTISEMENT

"Keterangan warga tadi, awalnya berjarak 10-15 meter. Setiap tahun terjadi longsor. Tahun ini saja terjadi 3 kali longsor," jelasnya.

Kondisi 8 rumah warga Dusun Ketangi terdampak tanah longsor sangat mengkhawatirkan. Bagian belakang rumah mereka menggantung di atas Sungai Raharja Tirta. Rinciannya, rumah Iswati (47) rusak bagian dapur dan kamar mandi, rumah Winarto (42) rusak pada bagian kandang kambing.

Rumah Mat Slimin (55) rusak di bagian dapur, rumah Sebo (70) rusak di bagian dapur, rumah Sumito (65) rusak bagian dapur, rumah Sutami (55) rusak di bagian dapur, rumah Kasian (70) rusak pada bagian dapur dan kamar mandi, sedangkan rumah Suwadi (70) bagian dindingnya retak-retak.

Lokasi longsor di Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto.Penyerahan bantuan korban longsor Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)

"Saat ini, sangat dibutuhkan peran pemerintah untuk mencari solusi melalui rapat bersama dengan stakeholder terkait. Para ilmuan harus dihadirkan untuk memberi solusi. Selanjutnya pakai pos anggaran mana solusi itu bisa dieksekusi," terang Ihram.

Ihram mengapresiasi langkah taktis Pemkab Mojokerto yang menyediakan tempat dan logistik pengungsian untuk para korban terdampak tanah longsor di Dusun Ketangi. Lokasi pengungsian antara lain di rumah Ramiah, warga setempat yang posisinya aman, tenda pengungsian, serta balai Dusun Ketangi.

"Sejauh ini tidak ada korban jiwa. Sudah kami sampaikan kepada para korban, apabila hujan deras, kami sarankan demi keselamatan mereka pindah ke tempat yang sudah disediakan. Alhamdulillah mereka menyambut baik, semoga tidak ada korban jiwa," ujarnya.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Abdul Khakim membenarkan 8 keluarga terdiri dari 23 jiwa terdampak tanah longsor di Dusun Ketangi. Pihaknya juga meminta semua korban mengungsi ke rumah Ramiah, Balai Dusun Ketangi atau tenda pengungsian yang sudah disediakan.

"Saat ini kami harap yang terdampak untuk pindah untuk memcegah longsor susulan. Bisa menempati rumah yang disediakan, tenda atau balai dusun. Juga kami sediakan logistik, seperti sembako," cetusnya.

Untuk mencegah abrasi bibir Sungai Raharja Tirta, tambah Khakim, dibutuhkan pembangunan tanggul yang kuat. Menurutnya, Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto telah melayangkan surat kepada BBWS Brantas terkait pembangunan tanggul tersebut.

Sedangkan pada 20 April lalu, Tim Juru Sungai dari BBWS Brantas Pusat Kediri telah menyurvei bibir Sungai Raharja Tirta yang longsor. Tim tersebut melakukan survei didampingi Forkopimca Dlanggu, Kadus Ketangi, serta Kades, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Ngembeh.

"Surat pengajuan oleh PUPR ke BBWS provinsi untuk pembangunan tanggul. Kami tunggu kabar dari PUPR, kami tidak bisa menentukan kapan pembangunan tanggul dimulai," tandasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads