Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira yang bisa menjangkiti manusia dan hewan. Leptospirosis lebih banyak muncul di wilayah tropis dan subtropis, seperti Indonesia.
Pada umumnya, bakteri Leptospira memasuki tubuh melalui hidung, mulut, mata, kulit luka yang kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi kencing tikus yang terinfeksi.
Pengobatan Penyakit Leptospirosis
Bila kondisi ringan, infeksi leptospirosis bisa sembuh dengan sendirinya dalam seminggu. Umumnya, pengobatan dilakukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika gejala muncul, pengobatan leptospirosis bisa dilakukan dengan memberi obat-obatan. Dokter yang memberi obat-obatan ini bertujuan agar dapat meredakan gejala dan mengatasi infeksi bakteri.
Kemudian, pengobatan dapat dengan menjalankan perawatan di rumah sakit. Perawatan ini perlu dilakukan apabila infeksi semakin parah dan menyerang organ manusia.
Gejala Penyakit Leptospirosis
Gejala penyakit Leptospirosis sangat bervariasi yang dirasakan oleh pasien. Berikut ini gejala awal yang muncul karena penyakit leptospirosis:
· Demam tinggi di atas 38,5 derajat celsius, dengan atau tanpa sakit kepala.
· Badan lemas.
· Mata berwarna merah.
· Kekuningan pada kulit tubuh.
· Tidak bisa kencing atau kencing sedikit dengan warna kecoklatan seperti teh.
· Nyeri otot.
· Nyeri betis.
· Mual.
· Nafsu makan berkurang.
Faktor Risiko Leptospirosis
Berikut ini faktor-faktor risiko penyakit leptospirosis yang mudah terjadi pada individu.
· Lebih banyak menghabiskan waktu di luar ruangan, seperti pekerja tambang, petani, dan nelayan.
· Sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak, dokter hewan, atau pemilik hewan peliharaan.
· Mempunyai pekerjaan yang berkaitan dengan saluran pembuangan atau selokan.
· Tinggal di wilayah yang rawan banjir.
· Sering berolahraga atau rekreasi air di alam bebas.
Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)