Saat menyerang tubuh, penyakit kanker tak memandang usia. Di RSU dr Soetomo Surabaya pasien kanker anak naik 100 orang lebih setiap tahunnya.
Kepala Intalasi Rawat Inap Anak RSU dr Soetomo Prof Dr dr I Dewa Gede Ugrasena SpA(K) menjabarkan sejumlah jenis kasus kanker yang dialami anak, yang ditangani di rumah sakit milik Pemprov Jatim itu.
"Di RSU dr Soetomo per tahun banyak kasus (kanker anak), di atas 100. Tiga tahun terakhir, Januari 2021-2024 Leukimia Limfoblastik Akut (ALL) 389 kasus baru terdeteksi, bukan kasus lama. Yang baru datang didiagnosa ALL itu jumlahnya seperti itu. Ada AML (Leukemia Mieloid Akut) 32 kasus baru," katanya ditemui detikJatim, Selasa (23/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terus bertambahnya kasus kanker pada anak ini membuat RSU dr Soetomo membuka layanan khusus hematologi onkologi anak. Layanan ini diharapkan bisa mengurangi lamanya antrean terapi atau kemoterapi bagi pasien kanker maupun kelainan darah, terutama bagi pasien anak-anak.
Dokter yang akrab disapa Prof Ugra itu mengatakan bahwa keganasan kanker yang dialami anak dibagi menjadi 2 jenis. Yakni keganasan hematologi dan keganasan non hematologi. Keganasan hematologi yang dimaksud ialah leukimia.
Terdapat tiga jenis keganasan hematologi. Seperti Leukimia Limfoblastik Akut (ALL), Leukemia Mieloid Akut (AML), dan Leukemia Myeloid Kronis (CML) pada anak.
Pasien kanker anak terbanyak masih diagnosis leukimia, disusul kanker kelenjar getah bening. Selain itu kanker yang disebut sebagai tumor padat, seperti neuroblastoma, retinoblastoma kanker mata, kanker kelenjar syaraf dan kanker tulang.
![]() |
"Itu kalau kita jumlahkan kanker padat itu per tahun data 2022 semua kasus baru kanker 228 per tahun. Sudah termasuk kanker padat. Rata-rata pasien antara 3-8 tahun, puncaknya 3-5 tahun," ujarnya.
Dengan dibukanya pelayanan hematologi onkologi anak, layanan itu bisa memecah antrean pasien kanker anak. Seperti pasien thalasemia sebelumnya hanya terjadwal pada hari Senin dan Selasa, kini bisa buka Senin-Jumat dan otomatis antrean akan jauh berkurang.
Sebelum pindah ke gedung khusus pelayanan hematologi ankologi anak, per hari ini ada 6-10 pasien tertunda kemoterapi karena keterbatasan. Diharapkan dengan gedung baru ini tidak ada pasien kanker anak yang tertunda.
"Dulu daftar antrean banyak. Kasian mereka yang harusnya masuk kemo hari ini tidak bisa kita layani hari ini. Karena keterbatasan, lalu disetujui diberikan gedung ini, sehingga pelayanan penyakit darah dan kanker anak jauh lebuh baik," harapnya.
Gubes Hematologi Onkologi Anak RSU dr Soetomo menjabarkan, kanker lebih banyak faktor genetik atau cacat gen. Seperti terpapar bahan kimia, obat-obatan, radioaktif, radiasi. Cacat gen yang semula tidak aktif atau tenang, lanjut Prof Ugra, saat terpapar bahan kimia akan membuat sel kanker aktif.
"Tapi memang ada kanker anak yang turunan, jumlahnya sangat sedikit. Contohnya kanker mata, retinoblastoma, itu memang secara teoritis ada faktor turunan. Tapi tidak semua kanker mata pada anak itu ada faktor turunan. Kebanyakan kanker anak bukan turunan, tapi kelainan genetik," katanya.
(dpe/iwd)