1.945 Penjaga Rumah Ibadah di Surabaya Terima Honor, Begini Pesan DPRD

1.945 Penjaga Rumah Ibadah di Surabaya Terima Honor, Begini Pesan DPRD

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 24 Apr 2024 01:01 WIB
marbot Surabaya
Foto: Istimewa
Surabaya -

Sebanyak 1.945 penjaga rumah ibadah termasuk marbot musala di Surabaya dapat insentif atau honor senilai Rp 400 ribu per bulan. Insentif ini adalah usulan Fraksi PKB DPRD dan Pemkot Surabaya.

Dari 1.945 orang yang mendapatkan insentif hari ini, 1.600 di antaranya merupakan marbot di sejumlah musala sedangkan sisanya 345 orang penjaga rumah ibadah non muslim.

Insentif atau honor itu diberikan secara bertahap. Pada Senin (22/4) puluhan marbot dan penjaga tempat ibadah di Kecamatan Sawahan menandatangani insentif pertama kalinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah mengatakan bahwa insentif yang diberikan kepada para penjaga rumah ibadah ini bisa menjadi penambah semangat untuk mereka.

"Jangan dilihat dari nilainya, tapi semangat pemerintah Surabaya untuk memberi perhatian kepada warganya harus diapresiasi. DPRD juga ikut senang karena menginisiasi program pemberian honorarium marbot hingga terealisasi hari ini," kata Laila, Selasa (23/4/2024).

ADVERTISEMENT

Politisi PKB ini berharap para penjaga rumah ibadah makin giat setelah dapat insentif. Khususnya dalam membersihkan dan menjaga rumah ibadah masing-masing.

"Harus rajin menjaga agar tempat ibadah itu nyaman bagi umat. Betah berada di tempat ibadah karena adanya marbot," harapnya.

Seorang marbot di salah satu musala di Simo Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Surabaya Kasmidi bersyukur akhirnya dirinya bisa memiliki pendapatan tambahan dari menjaga musala.

Kasmidi bercerita sehari-hari dia berjualan nasi ayam geprek dengan pendapatan yang cukup. Honor marbot sangat membantunya karena selama ini tidak ada honor sama sekali.

"Alhamdulillah, selama ini kami belum pernah menerima honor bulanan dari siapa pun. Ini menjadi penyemangat kami untuk bertugas sebagai marbot di musala," kata Kasmidi.

Demikian halnya dengan Andreas, salah satu warga Katolik yang berharap atensi untuk Gereja Santo Vincentius di Sawahan. Ia menyambut baik adanya insentif itu.

"Pastinya dengan adanya insentif ini membuat kami semakin semangat untuk membersihkan dan menjaga rumah ibadah. Semula kerja ikhlas, kadang dapat dari santunan, sekarang puji Tuhan ada perhatian," pungkasnya.

Surabaya saat ini menjadi satu-satunya kota dengan kebijakan insentif kepada marbot dan penjaga rumah ibadah dari agama non Islam. Jasa mereka pun dihargai dengan pemberian honor.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads